Donald Trump Tidak Terima India dan Tiongkok Disebut Negara Berkembang
jpnn.com, WASHINGTON - Tiongkok dan India tidak layak lagi disebut sebagai negara berkembang. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terang-terangan menolak definisi tersebut disematkan kepada dua negara di Asia itu.
Penolakan Trump itu didasarkan pada operasi dagang Tiongkok dan India yang terus menikmati keuntungan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
Trump menegaskan bahwa India dan Tiongkok tidak bisa lagi mendapat keuntungan dari WTO. Trump bahkan sangat vokal mengkritik India karena telah menerapkan tarif yang sangat tinggi pada produk-produk AS. Bahkan Trump menggambarkan India sebagai “raja tarif”.
Pada bulan Juli, Trump sudah meminta WTO untuk menentukan indikator status negara berkembang, sehingga Tiongkok dan India tidak lagi masuk kategori tersebut.
BACA JUGA: Ucapkan Selamat Iduladha, Putri Donald Trump Dicemooh
Status ini berpengaruh pada mendapatkan perlakuan istimewa di bawah perdagangan global. Sebab dalam aturan perdagangan global yang diterapkan WTO, negara-negara berkembang dapat mengklaim hak untuk pengenaan perlindungan dalam jangka waktu lebih lama, pemotongan tarif yang lebih, dan keuntungan prosedural lainnya.
"Mereka (India dan Tiongkok) mengambil keuntungan dari kami selama bertahun-tahun," ujar Trump seperti dikutip One India, Rabu (14/8).
Dalam sebuah memorandum, Trump juga telah memberdayakan Perwakilan Dagang AS (USTR) untuk mulai mengambil tindakan hukuman jika ada negara maju yang secara tidak tepat mengambil keuntungan dari celah WTO. (rmol/jpnn)
Tiongkok dan India tidak layak lagi disebut sebagai negara berkembang. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terang-terangan menolak definisi tersebut
Redaktur & Reporter : Adil
- Celeng Banteng
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Powergrid Pilih Teknologi HVDC Hitachi Energy untuk Menghubungkan Energi Terbarukan India
- Hidup Baru Nurhadi
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Menko Airlangga: Perlu Bangun Jembatan antara Made in Indonesia dan Made in India