Donald Wahyudi
Oleh Dahlan Iskan
Bahkan obat itu belum ada nama. Namun Trump sudah menggunakannya.
Saya pun ingin tahu apakah cocktail yang di Amerika itu sama dengan cocktail yang dari Unair. Kalau tidak sama, mana yang lebih hebat. Belum tentu yang Amerika yang lebih hebat.
Saya pun ingin bertanya mengapa memilih memikirkan menemukan cocktail daripada menemukan obat baru. Tentu saya sudah bisa mengira jawabnya: untuk apa melakukan penelitian dari 0, kalau bisa memanfaatkan penelitian yang sudah ada. Kan bisa menghemat waktu yang luar biasa.
Apalagi Covid ini harus ditangani secara cepat dan darurat, tetapi dokter Purwati masih ''bersembunyi''. Sampailah akhirnya Minggu malam lalu. Ketika Thamrin Anwar mengirim WA ke saya. Yang isinya ''menggugat'' saya yang belum mau menulis soal penemuan Unair itu.
Thamrin tidak asal ''gugat''. Ayah dan ibu manajernya itu sudah lima hari di rumah sakit Bekasi. Keadaannya kian parah.
Maka ketika Thamrin lagi menjalani stem cell, ia minta obat cocktail Unair ke dokter Purwati. "Dalam dua hari langsung sembuh," ujar Thamrin. "Ini obat ajaib sekali. Harus ditulis," tambahnya.
Saya pun membalas WA-nya. "Mengapa Pak Thamrin tidak memberi Lian Hua saja ke orang itu?" tanya saya.
Saya tahu Thamrin punya simpanan obat Tiongkok Lian Hua banyak sekali. Untuk jaga-jaga kalau suatu saat terkena Covid-19.