Doni Monardo

Oleh: Dahlan Iskan

Doni Monardo
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Pangkat terakhir Doni lebih tinggi dari peraih Adhi Makayasa tahun itu: I Made Agra Sudiantara. Doni bintang tiga. Made bintang dua.

Made juga tidak pernah jadi pangdam. Sedang Doni dua kali jadi pangdam: di Pattimura, Maluku dan di Siliwangi, Jawa Barat.

Made meninggal dunia di umur 50 tahun, sekitar 10 tahun lalu. Doni meninggal di usia 60 tahun 3 Desember tahun ini.

Di semua jabatannya itu Doni seperti habis-habisan. Namanya pun menjadi lebih besar dari jabatannya –untuk meminjam istilah Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf yang sebentar lagi pindah ke Jakarta menjabat Kaskostrad.

Waktu jadi pangdam Siliwangi, Doni menjalankan proyek besar sekali di bidang lingkungan hidup: membersihkan alur sungai Citarum. Menyeluruh. Di sepanjang wilayah Jawa Barat.

Tidak hanya sungainya yang dibersihkan. Pinggirnya juga dihijaukan. Agar erosi yang masuk Citarum terkendali.

Doni adalah pecinta pohon. Levelnya: gila tanaman. Doni-lah yang menanam begitu banyak trembesi di lingkungan bandara Lombok.

Setiap ke bandara Lombok saya seperti bertemu Pak Doni. Pun di bandara Hasanuddin Makassar. Penuh pohon trembesi. Doni-lah yang menanamnya.

Doni Monardo ikut menyelamatkan kita semua. Pun di saat beliau sendiri sebenarnya sudah tahu: kanker sedang mengancam keselamatannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News