Donor Datang Tengah Malam pun Langsung Operasi

Donor Datang Tengah Malam pun Langsung Operasi
STANDBY - Tim dari RSUD dr Soetomo ketika sedang berdiskusi dengan dr Zhang Jian Jun (Wakil Direktur) yang duduk di depan komputer. Foto: Nany Wijaya/Jawa Pos.

Di situ ternyata teman-teman yang tadi makan sudah berkumpul dengan seragam operasi, termasuk masker dan cap (topi)nya. Setelah makan, dr Poerwadi menawarkan untuk pulang dan kembali besoknya, pagi-pagi sekali. Saya menolak, mulanya. Tapi, setelah dijelaskan tentang kondisi pasien yang ada di ruang tujuh, yang tadi mulai disayat perutnya, saya jadi ragu.

Seusai makan, saya dengan ditemani dr Iwan kembali ke lantai 13. Untuk memastikan yang dikatakan dr Poerwadi tadi. Ternyata benar. Dokter yang mendampingi operasi menjelaskan bahwa kondisi pasien itu memang menyulitkan ahli bedah dan dipastikan memakan waktu lama untuk membuka perutnya. Mengapa?

Pasien itu ternyata menderita kanker liver yang sangat parah. Kankernya sudah ada di mana-mana. Kanker itu bukan cuma disertai sirosis (livernya penuh benjolan, mengeras dan mengerut) saja. Tetapi, juga telah menyebabkan terjadinya perlekatan ke dinding perut.

Sebelum menggapai liver dan kemudian memotongnya, dokter harus melepaskan perlekatan-perlekatan itu. Ini sangat tidak mudah. Titik kritis lain yang masih harus dihadapi tim dokter bedah adalah saat harus memotong pembuluh darah yang menyambung ke liver. Karena kanker dan sirosis yang sudah parah, terjadi tekanan darah yang sangat tinggi di pembuluh itu. Kalau tidak hati-hati memotongnya, pasti terjadi perdarahan hebat.

Selain melihat proses transplantasi dengan donor hidup, tim RSUD dr Soetomo Surabaya mempelajari transplantasi dengan donor cadaver alias mayat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News