Donor Plasma Konvalesen Jadi Ajang Bisnis, Melki Minta Aparat Bertindak

Edi menuturkan dari informasi yang diterima, diketahui bahwa modusnya ialah pembeli perlu mentransfer sejumlah uang yang ditentukan terlebih dahulu. Namun, setelah dibayarkan, rupanya sang donor tidak ada.
Edi sendiri baru-baru ini menerima pesan singkat melalui WhatsApp berisi brosur yang menawarkan plasma konvalesen dengan harga yang dipatok sangat fantastis.
"Ada tawaran Rp 20 juta per kantong PK (plasma konvalesen)," ujar dia.
Edi mengungkapkan modus penipuan penjualan plasma konvalesen tersebut banyak dipromosikan lewat media sosial.
Ditreskrimsus Polda Jawa Timur Kombes Farman mengutarakan Subdit V Siber telah bergerak untuk melakukan patroli di media sosial.
Farman pun mengajak masyarakat yang menjadi korban segera melaporkan ke polisi agar kasus itu segera menemui titik terang dan terungkap jaringannya.
Dia juga mewanti-wanti masyarakat agar tidak mudah percaya jika ada pihak yang mau membantu menjadi donor plasma konvalesen, namun meminta tebusan uang dengan jumlah berlebihan. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Melki Laka Lena menegaskan donor plasma konvalesen tidak boleh dijadikana ajang bisnis. Oleh karena itu, dia meminta aparat bertindak mengusut praktik tersebut.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Gratis, Produk dari Pengusaha Mikro Bisa Tampil di Halaman Depan PaDi UMKM
- Respons Pemerintah Dinilai Mampu Melindungi Ekonomi Indonesia dari Kebijakan AS
- Polisi Tangkap Pelaku Penipuan, Modus Kerja sama Buka Kebun Semangka
- Pelaku Curanmor di Bandung Ditangkap, Modus Pelaku Saat Beraksi Lumayan Unik
- Pasar Batu Bara Masih Oke, Anak Usaha SGER Teken Kontrak dengan Perusahaan Vietnam
- Ambil Alih 99% Saham CKBD, CBDK Hadirkan Hotel Bintang 5 di Kawasan NICE