Donornya Cadaver Napi 68 Jenis Kejahatan

Donornya Cadaver Napi 68 Jenis Kejahatan
DISKUSI - Tim dari RSUD dr Soetomo Surabaya sedang mendiskusikan liver resipien dengan dr Pan Cheng, di kamar operasi. Foto: Nany Wijaya/Jawa Pos.
Saya tahu, kegelisahan saya itu sangat tak beralasan, karena saya bukan dokter. Karena itu, saya tidak punya kepentingan langsung dengan operasi malam itu, kecuali untuk melengkapi tulisan ini dan memotret. Potretnya pun tak mungkin bisa dimuat karena terlalu teknis-medis.

Saya benar-benar tidak tahu. Kegelisahan itu karena saya adalah wartawan yang sejak awal karir saya sudah didoktrin dengan sangat kuat, agar tidak mengabaikan momen apapun yang muncul pada kesempatan pertama. Momen yang bagus jarang bisa terulang. Dengan kata lain, jangan terlalu yakin akan datangnya kesempatan kedua.

Atau karena saya sedang terkagum-kagum pada besarnya tekad dr Philia Setiawan SpAn (KIC) untuk mengikuti pembelajaran tentang transplantasi liver ini hingga tuntas. Begitu besarnya tekad itu, hingga dia memilih tetap stay di Tianjin, tidak buru-buru balik ke Surabaya ketika diberi tahu bahwa suaminya masuk ICU akibat nyeri dada yang hebat.

Meski ibu dua anak itu tidak menunjukkan ekspresi panik ketika mendengar kabar tersebut, saya yakin dia gelisah. Istri mana yang tidak panik dan gelisah ketika mendengar kabar seperti itu. Apalagi di rumahnya tidak ada siapa pun, kecuali dua anaknya yang belum cukup dewasa untuk meng-handle situasi itu.

Melihat langsung step by step transplantasi liver dengan menggunakan donor cadaver menimbulkan perasaan dan pengalaman yang tidak sama jika dibandingkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News