Donornya Cadaver Napi 68 Jenis Kejahatan

Donornya Cadaver Napi 68 Jenis Kejahatan
DISKUSI - Tim dari RSUD dr Soetomo Surabaya sedang mendiskusikan liver resipien dengan dr Pan Cheng, di kamar operasi. Foto: Nany Wijaya/Jawa Pos.
Napi yang berumur lebih dari 55 tahun pasti tidak memiliki opsi tersebut. Tetapi, yang lebih muda juga tidak otomatis mendapatkannya. Napi yang hidupnya bergantung pada insulin "karena menderita penyakit kencing manis atau diabetes mellitus, kerusakan ginjal, menderita kanker yang sudah menyebar dan penyakit lain yang bisa merusak organ-organ penting", juga tidak bisa mendonorkan organnya.

Biaya pemeriksaan calon donor ini tidak murah. Karena itu, selama menanti masa eksekusi, kesehatan para donor dipantau secara ketat. Setiap satu atau dua bulan sekali dilakukan pemeriksaan ulang.

Seperti yang saya tulis di bagian awal tulisan ini, organ yang bisa didonorkan hanya organ yang masih "hidup". Artinya, masih dalam keadaan dialiri darah dan oksigen ketika diangkat dari tubuh. Itu berarti dokter harus bisa mengembalikan denyut nadi dan gerak paru-paru si terpidana mati, secepat eksekusi dilakukan.

Prosedur eksekusi di sana sama dengan di negara lain. Begitu ditembak, langsung diperiksa apakah terpidana memang sudah mati. Artinya, tidak ada reaksi apa pun yang menandakan bahwa dia masih hidup.

Melihat langsung step by step transplantasi liver dengan menggunakan donor cadaver menimbulkan perasaan dan pengalaman yang tidak sama jika dibandingkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News