Donornya Cadaver Napi 68 Jenis Kejahatan
Selasa, 02 Februari 2010 – 02:29 WIB
Napi yang berumur lebih dari 55 tahun pasti tidak memiliki opsi tersebut. Tetapi, yang lebih muda juga tidak otomatis mendapatkannya. Napi yang hidupnya bergantung pada insulin "karena menderita penyakit kencing manis atau diabetes mellitus, kerusakan ginjal, menderita kanker yang sudah menyebar dan penyakit lain yang bisa merusak organ-organ penting", juga tidak bisa mendonorkan organnya.
Biaya pemeriksaan calon donor ini tidak murah. Karena itu, selama menanti masa eksekusi, kesehatan para donor dipantau secara ketat. Setiap satu atau dua bulan sekali dilakukan pemeriksaan ulang.
Seperti yang saya tulis di bagian awal tulisan ini, organ yang bisa didonorkan hanya organ yang masih "hidup". Artinya, masih dalam keadaan dialiri darah dan oksigen ketika diangkat dari tubuh. Itu berarti dokter harus bisa mengembalikan denyut nadi dan gerak paru-paru si terpidana mati, secepat eksekusi dilakukan.
Prosedur eksekusi di sana sama dengan di negara lain. Begitu ditembak, langsung diperiksa apakah terpidana memang sudah mati. Artinya, tidak ada reaksi apa pun yang menandakan bahwa dia masih hidup.
Melihat langsung step by step transplantasi liver dengan menggunakan donor cadaver menimbulkan perasaan dan pengalaman yang tidak sama jika dibandingkan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408