Doorr! Otak Bandit L300 Akhirnya Tumbang
jpnn.com - SURABAYA – Unit Jatanras Polrestabes Surabaya menembak mati M. Sholeh alias Sadeng. Dia adalah otak jaringan pencurian yang meresahkan setengah tahun belakangan.
Berdasar data internal kepolisian, pria asal Bangkalan itu adalah dalang puluhan aksi pencurian L300 yang terjadi di Kota Pahlawan.
"Dia yang merekrut sekaligus menggerakkan kelompok pencuri pikap," jelas Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga.
Kemarin Sadeng bersama seorang kawannya diduga hendak beraksi lagi. Tapi, polisi berhasil melacak dan menghentikan pergerakannya.
Korps seragam cokelat pun terpaksa menghabisi Sadeng karena melawan polisi dengan senjata tajam.
Kawan Sadeng menyerah saat tahu pimpinannya tumbang. Siapa nama kawan Sadeng ? Polisi masih merahasiakannya.
"Kami masih keler dia karena ada dua DPO (buron) yang diburu," tambah alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 itu. Buron tersebut merupakan kaki tangan Sadeng.
Berdasar sumber internal Jawa Pos di kepolisian, Sadeng memang kerap berganti-ganti partner. Ada empat hingga enam orang yang bergabung dengan kelompok Sadeng.
Sejak Jumat lalu (23/9), sebenarnya polisi mengendus Sadeng akan beraksi. Sasarannya Surabaya Timur, kawasan yang selama ini paling rawan terjadi pencurian L300.
Betapa tidak, di wilayah itu Sadeng begitu mudahnya menggasak pikap. Bahkan, aksi pencurian bisa berlangsung setiap hari.
Untuk memburu Sadeng, satu tim polisi disebar. Mereka menunggu Sadeng menggondol mobil.
"Sayangnya, ada miskordinasi karena ada tim lain yang punya strategi beda. Pelaku jadi tidak terpantau hingga akhirnya lolos," cerita sumber tersebut.
Dini hari kemarin, polisi kembali menerima informasi bahwa pelaku meninggalkan Bangkalan. Sekitar pukul 01.30, Sadeng bersama kawannya itu sudah berputar di Jalan Nyamplungan, kawasan Surabaya Utara.
Satu regu yang berisi tiga orang dari unit jatanras menindaklanjuti kabar itu. Nama regu tersebut adalah Tim Puma. "Mereka memancing pelaku untuk bertemu," tambah sumber tadi.
Selain mengantongi identitas pelaku, rupanya polisi mengetahui nomor handphone Sadeng. Polisi kemudian mengirimkan pesan singkat ke Sadeng.
Mereka berperan sebagai orang misterius, menawarkan perempuan yang bisa diajak kencan. Sadeng diminta untuk bertemu di jalanan yang sepi, yakni sekitar Kampung Cantian, Simokerto.
Ternyata, cara itu berhasil. Sadeng muncul dengan memboncengkan temannya. Dia tidak mengetahui bahwa di sana sudah ada sejumlah polisi yang menyanggongnya. Tak mau buruannya lepas, polisi langsung menabrak motor Sadeng.
Sadeng sebenarnya sempat terjatuh. Namun, dia berhasil bangkit dan mengeluarkan parang sepanjang 40 cm. Senjata tajam itu ditebaskan ke arah polisi. Sabetan tersebut mengenai tangan dan ulu hati polisi bernama Aiptu Kasum yang memimpin penangkapan itu. Pergelangan tangannya sobek sampai harus mendapat 20 jahitan.
Melihat Aiptu Kasum terluka, polisi lain memberikan tembakan peringatan. Tapi, hal itu tidak digubris Sadeng. Dia bahkan berani berlari dengan mengangkat parang, menggertak polisi yang memegang revolver itu.
Tidak mau mengambil risiko, polisi langsung mengarahkan senjata api tersebut ke arah Sadeng. Dor! Dor! Dor! Dor! Empat peluru tepat mengarah ke sasaran. Sadeng ambruk seketika.
Jawa Pos sempat melihat titik peluru yang bersarang di bandit bertubuh gempal itu di Ruang Jenazah RSUD dr Soetomo.
SURABAYA – Unit Jatanras Polrestabes Surabaya menembak mati M. Sholeh alias Sadeng. Dia adalah otak jaringan pencurian yang meresahkan setengah
- Teror OTK di Kabupaten Paser Kaltim saat Dini Hari, Seorang Warga Tewas, 1 Kritis
- Prahara Rumah Tangga Berujung Petaka, CH Lukai Istri dengan Parang Agar Terlihat Jelek
- Tragis! Ibu dan Anak di Surabaya Tewas Gegara Warisan, Kejadiannya Mengerikan
- Video Narapidana di OI Diduga Berpesta Narkoba di Sel Viral, Ini Kata Kadivpas
- Bea Cukai dan Polri Gagalkan Penyelundupan Narkotika di Bengkalis
- Bea Cukai Musnahkan BKC Ilegal Senilai Rp 52,1 Miliar di Tangerang