Dor! Dor! Anggota OPM Tertembak, Jasadnya Langsung Dibakar
jpnn.com - JAKARTA – Aparat gabungan TNi dan Polri masih memburu kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyerang Mapolsek Sinak, Kabupaten Puncak.
Dalam operasi gabungan pada Jumat (1/1), aparat memang belum berhasil menangkap pelaku yang sudah teridentifikasi. Jajaran keamanan hanya mengamankan 471 peluru yang merupakan amunisi senapan AK-47 dan SS-1.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, ada tiga lokasi penemuan peluru. Yakni, posko tinjau di Kampung Weni Sinak, rumah salah tersangka penyerangan berinisial KM, dan rumah tersangka berinisial IM. ”Peluru itu sekarang sedang disita,” kata Badrodin kemarin (2/1).
Polri memastikan akan terus berupaya mengejar penyerang Mapolsek Sinak. Setiap hari tentu akan dilakukan operasi untuk menemukan para pelaku. ”Kami kejar terus,” papar jenderal bintang empat tersebut.
Dia menjelaskan, seorang penyerang Mapolsek Sinak telah tertembak. Saat itu terjadi pengejaran disertai saling baku tembak.
”Saat pengejaran itu, salah satunya tertembak. Sayang, warga kemudian membakar penyerang mapolsek tersebut. Jadi, jasadnya tidak bisa dikenali,” tuturnya.
Sementara itu, Komisioner Kompolnas M. Nasser mengatakan, penyerangan terhadap anggota Polri di Papua tersebut sudah berulang-ulang. Tentu motif serangan tersebut perlu diketahui. ”Ini perlu dipelajari,” paparnya.
Dengan mengetahui motif penyerangan, Polri tentu bisa melakukan analisis sehingga penyerangan tidak kembali terulang. ”Semua tentu berharap tidak ada lagi anggota Polri yang gugur,” tuturnya.
JAKARTA – Aparat gabungan TNi dan Polri masih memburu kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyerang Mapolsek Sinak, Kabupaten
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan