Dor! Dor! Pentolan Perampok Sadis jadi Mayat

BANDARLAMPUNG - Petugas Ditreskrim Polda Lampung menembak Idris (32), warga Desa Negeriagung, Gunungpelindung, Lampung Timur. Idris merupakan tersangka pimpinan komplotan begal dan perampok yang kerap beraksi diwilayah Lamtim.
    
Idris tewas setelah dua peluru menembus punggung dan kakinya. Penangkapan Idris dilakukan Selasa (21/7) lalu di rumahnya. Dalam ekspose perkara yang digelar Kapolda Lampung Brigjen Edward Syah Pernong kemarin, terungkap Idris berusaha melawan saat hendak ditangkap.
    
“Saat ditangkap dirumahnya, tersangka melawan dan mencoba menusuk anggota pakai sajam jenis pisau badik terpaksa anggota melepaskan tembakan,”kata Pun Edward, sapaan akrabnya.
    
Dari penangkapan Idris, berturut-turut polisi menangkap para anggota komplotan Idris. Mereka yakni, Saleh alias Geger (33), Kobrani (18) dan Zulkarnaen alias Sulboy (30). Ketiganya juga warga Desa Negeri Agung, Kec. Gunung Pelindung, Lamtim.

Terakhir, pada minggu (26/7), polisi meringkus Abu Hasan (41) warga Desa Negara Batin, Kec. Jabung, Lampung Timur. Dia diduga merupakan penadah barang curian komplotan Idris. .
    
Komplotan Idris tak segan-segan menghabisi nyawa korbannya. Menurut Edward komplotan Idris mempersenjatai diri dengan senjata api dan senjata tajam. Mereka juga mengkonsumsi narkoba. Hal ini terbukti dari hasil tes urin para tersangka yang positif mengandung narkoba.

“Berdasarkan catatan kepolisian, ada sekitar 37 TKP komplotan Idris Cs melakukan kejahatan. Sebagian besar di Lamtim,” katanya.
    
Dari penggerebekan komplotan sadis itu, polisi menyita sejumlah barang bukti. Yakni, lima bilah senjata tajam pisau badik, satu buah obeng, dua buah proyektil, satu set kunci letter T, dua unit sepeda motor Suzuki satria dan Honda Beat, satu buah ponsel, satu buah baju dan sepasang sandal.
    
“Untuk senjata api diduga masih tangan tersangka lain yang belum tertangkap, ada enam tersangka yang masih buron. Mereka masing-masing berinisial WC, BD, STR, MKL, SBR dan SWN saat ini masih dalam pengejaran,” kata dia. (red/c1/wdi)