Dorong Ayam Kampus Berani Tes HIV/AIDS
jpnn.com, JAKARTA - Pekerja seks komersial (PSK) termasuk ayam kampus yang sering bergonta-ganti pasangan membuat rentan akan penularan virus HIV/AIDS. Karena itu, harus ada kesadaran untuk mengantisipasi penularan HIV/AIDS, terutama di kalangan PSK.
Data Yayasan Komunitas Aksi Kemanusiaan Indonesia (Kaki) memperlihatkan empat dari 10 wanita pekerja seksual (WPS) adalah ayam kampus. Pegiat Yayasan Kaki Denies Eka Saputra menjelaskan, profesi ayam kampus menjadi salah satu target sasaran edukasi untuk mencegah penularan HIV AIDS.
Menurut Denies, ayam kampus atau profesi lainnya yang terkait erat dengan berganti pasangan tak aman akan rentan tertular HIV AIDS “Sisi gelap itu memang ada dan dekat di sekitar kita. Tak bisa menutup mata bahwa gaya hidup bisa membuat para mahasiswi ini gelap mata,” ujarnya kepada JawaPos.Com beberapa waktu lalu.
Karena itu Yayasan Kaki terus mendorong WPS memperhatikan sisi kesehatan. “Kami selalu berikan edukasi agar memperhatikan sisi kesehatan. Mereka juga terus didorong untuk berani ikut tes HIV/AIDS,” tuturnya.
Untuk itu, Yayasan Kaki mengampanyekan gerakan untuk mengajak masyarakat berani ikut tes HIV/AIDS. Menurutnya, masalah HIV/AIDS adalah persoalan kesehatan.?
Denies menuturkan, sebenarnya para WPS cenderung berani melakukan tes HIV/AIDS dan peduli juga dengan kesehatan. Bahkan, delapan dari 10 WPS berani melakukan tes HIV/AIDS. “Ini yang terus kami dorong kepada para WPS,” sambungnya.(ika/JPC)
Pekerja seks komersial (PSK) termasuk ayam kampus yang sering bergonta-ganti pasangan membuat rentan akan penularan virus HIV/AIDS.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Berkedok LC, 12 Wanita Vietnam Jadi PSK, Tarif Sekali Kencan Rp 5,6 Juta
- Benyamin Pasang Target Pemkot Tangsel Zero AIDS di 2030
- Wanita Dijual kepada Pria Bertarif Sampai Rp 750 Ribu, Ada yang 17 Tahun
- Muncikari dan 3 PSK yang Berjualan via Online Diamankan, Sebegini Sekali Transaksi
- Berusia 21 Tahun, PSK Setiap Hari Melayani 3 Laki-Laki di Bogor
- Bank DKI Peduli Berikan Bantuan kepada ADHIV Melalui Komisi Penanggulangan AIDS Jakarta