Dorong Penyelesaian Bank Muamalat, Wapres: Boleh Sakit Tetapi Tak Boleh Mati
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong penyelesaian masalah di Bank Muamalat. Menurut dia, masalah harus segera diselesaikan sehingga pelopor bank syariah di Indonesia tersebut dapat kembali beroperasi dengan baik.
"Saya pernah bilang bahwa Bank Muamalat itu boleh sakit, tapi tidak boleh mati," kata Wapres Ma’ruf Amin saat menerima Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di rumah dinas wapres Jakarta, Selasa (9/3).
Wapres mengatakan, eksistensi Bank Muamalat harus dipertahankan mengingat lembaga keuangan syariah tersebut merupakan bank syariah pertama yang dimiliki Indonesia.
"Dia (Bank Muamalat) punya nilai historis, yang memulai munculnya bank syariah itu ialah Bank Muamalat. Jadi semacam monumental untuk menggerakkan umat," jelas Ma'ruf.
Ketua Umum Badan Pengurus Harian MES, yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, telah melakukan pertemuan dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait pembahasan upaya penyelamatan Bank Muamalat.
"Kami sudah ada kesepakatan-kesepakatan bagaimana penyelamatan Bank Muamalat ini," kata Erick Thohir dalam pertemuan tersebut.
BPKH berencana menyuntikkan modal Rp 3 triliun kepada Bank Muamalat dalam bentuk investasi tier 1 lewat penambahan saham Rp 1 triliun dan investasi tier 2 bernilai Rp 2 triliun.
Dana investasi BPKH tersebut berasal dari pengelolaan dana haji yang pada 2020 meningkat 15 persen dari 2019.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong penyelesaian masalah di Bank Muamalat. Simak selengkapnya.
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Prudential Indonesia Berdayakan Lebih dari 20 Juta Perempuan Cerdas Kelola Keuangan
- Kasus Pemilik Saham BPR Fianka Cairkan Deposito Nasabah, OJK Riau Bergerak
- ISACA Indonesia Dorong Penguatan Keamanan Digital dan Tata Kelola Teknologi
- Uang Nasabah BPR Fianka Hilang, OJK Diminta Tidak Abai
- Gen Z Perlu Penguatan Literasi Keuangan, Biar Enggak FOMO