Dorong Raja Ampat jadi Kabupaten Layak Anak Pertama di Papua
jpnn.com, RAJA AMPAT - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise mendorong Raja Ampat menjadi Kabupaten Layak Anak di Papua.
Hal itu diungkapkan Yohana saat menghadiri acara Kampanye Bersama Lindungi Anak (BERLIAN).
Saat kampanye BERLIAN, Menteri Yohana mengajarkan anak untuk aktif menjadi pelopor dan pelapor jika ada kekerasan yang mengancam mereka.
BERLIAN sebagai salah satu program Kementerian PPPA yang melibatkan peran serta masyarakat berbasis Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).
PATBM bertujuan untuk memperkuat komitmen orang tua, pengasuh, pendidik, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai hak-hak anak serta perlindungan bagi anak.
Khususnya, memaksimalkan peran keluarga sebagai unit terkecil masyarakat yang menentukan baik buruknya kualitas anak, dan tumbuh kembang mereka secara optimal.
"Pemkab Raja Ampat harus bekerja keras memenuhi 24 indikator kota layak anak karena di Papua dan Papua Barat belum ada satu kota atau kabupaten yang mendapatkan penghargaan atas pencapaian indikator kota layak anak," kata Yohana saat kunker ke Raja Ampat.
Pada 2016 hanya 77 kabupaten/kota yang menerima penghargaan sebagai kabupaten/kota menuju layak anak. Namun di tahun 2017 jumlahnya meningkat menjadi 126 kabupaten/kota.
“Sejauh ini belum ada wilayah Papua dan Papua Barat yang berhasil meraih penghargaan KLA. Namun hal itu bukanlah mustahil. Saya harapkan perhatian dan kerja keras bapak bupati dan seluruh OPD untuk menjadi kabupaten pertama di Papua yang mendapatkan penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA),A" ujar Menteri Yohana dalam sambutannya.
Menteri Yohana menekankan bahwa salah satu indikator KLA yaitu pemenuhan hak sipil anak, setiap anak harus memiliki akta kelahiran.
Anak juga tidak boleh dieksploitasi seperti dipaksa bekerja untuk pemenuhan ekonomi keluarga.
Tanggung jawab pemerintah untuk memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan dan bermain dengan bebas di ruang ramah anak.
Keterlibatan masyarakat juga dibutuhkan dalam mewujudkan Raja Ampat sebagai Kabupaten/Kota Layak Anak.
Raja Ampat sebagai kabupaten yang memiliki daya tarik pariwisata tinggi, tentu menarik banyak wisatawan baik lokal maupun internasional yang datang.
Hal tersebut memperbesar ruang bagi meningkatnya kasus ekploitasi pekerja anak, perdagangan orang, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga predator anak atau pedofil.
Sejauh ini belum ada wilayah Papua dan Papua Barat yang berhasil meraih penghargaan KLA
- Lagi, Pontianak Meraih Penghargaan Kota Layak Anak
- Prihatin Tawuran Remaja Marak Terjadi, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat Singgung Hal Ini
- Gara-gara Ini, Masih Layakkah Depok Menyandang Status Kota Layak Anak?
- Reni Astuti Minta Pemkot Surabaya Memperhatikan Nasib Anak Yatim Terdampak Pandemi Covid-19
- Selamat! Jateng Raih Penghargaan Sebagai Provinsi Pelopor Layak Anak
- Kemenkes: Stres Akibat Dampingi Anak PJJ Bisa Picu Orang Tua Lakukan Kekerasan