Dosa DI's Way
Oleh Dahlan Iskan
Saya juga mendapat kiriman foto malam minggu lalu: ibu-ibu sudah mulai menari-dansa lagi malam itu. Di pinggir sungai. Sebagian pakai masker. Sebagian lagi tidak.
Melihat foto Wuhan yang sudah ingar bingar itu hampir saja saya emosi: kurang ajar Wuhan!
Yakni ketika saya membaca artikel yang beredar luas di medsos. Yang mengungkapkan pendapat seorang profesor ahli imunitas dari Jepang --yang juga pemenang hadiah Nobel.
Nama ahli itu: Prof. Dr. Tasuku Honjo. Ia mengatakan --di medsos itu-- pernah bekerja untuk laboratorium virus kelelawar di Wuhan.
Namun belakangan kaget. Saat menghubungi para peneliti di lab itu tidak ada yang menjawab. Mereka sudah meninggal semua di dalam lab.
Lalu otak saya jalan: kok media utama dunia tidak ikut memberitakannya ya? Kan berita ini mestinya luar biasa hebatnya.
Saya cek website Asahi Shinbun, koran Tokyo paling bergengsi di Jepang. Saya cek pula Yomiuri Shinbun, koran terbesar di sana. Sekaligus melepas kangen.
Saya pernah ke kantor koran-koran itu. Pernah pula ke lebih 20 koran daerah di Jepang --mulai dari Nagasaki (paling Selatan), Fukuoka, Hiroshima, Nagoya sampai Hokkaido Shinbun dan Kushiro Shinbun di paling utara.