Dosen dan Penyandang Disabilitas Sama-sama Memperjuangkan Nasib
jpnn.com, JAKARTA - Demo para penyandang disabilitas yang kebetulan bersamaan dengan aksi unjuk rasa dosen dari 35 Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB) yang berlangsung di Jakarta hari ini (18/5) cukup menyita perhatian warga yang kebetulan melintas di sekitar Istana Negara.
Namun, yang paling mencuri perhatian adalah demo para penyandang disabilitas.
Selain karena menggunakan pakaian tradisional, para penyandang disabilitas, mulai dari yang duduk di kursi roda sampai tidak bisa melihat, tetap bersemangat menyampaikan aspirasinya meski disengat terik matahari.
Yang menarik, saat aksi berlangsung, masing-masing kelompok saling foto. Dosen dan tenaga kependidikan yang sedang menggelar aksi memperjuangkan nasibnya, mengambil gambar penyandang disabilitas. Demikian sebaliknya.
Korlap Aksi 1805 dari 35 PTNB Etik Sutoto mengatakan, meski konsentrasi terpecah karena ternyata ada kelompok lain yang menggelar aksi, tapi aspirasi tetap disuarakan.
"Meski tujuan kami berbeda, tapi kami sama-sama memperjuangkan hak," kata Etik di sela-sela aksi depan Istana Negara, Kamis (18/5).
Dari pantauan, jumlah dosen yang melakukan aksi hanya sekitar 500-an orang. Jumlah ini jauh dari yang direncanakan.
"Kami bisa memaklumi kesulitan kawan-kawan kami. Ini saja yang dari Jakarta sekitar 300 orang tidak terpenuhi karena adanya larangan ikut aksi," terang Etik. (esy/jpnn)
Demo para penyandang disabilitas yang kebetulan bersamaan dengan aksi unjuk rasa dosen dari 35 Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB) yang berlangsung
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Peduli Atlet Disabilitas, ASABRI Dukung Turnamen Menembak Pusrehab Kemhan
- Dosen FISIP UPNVJ Presentasikan Diseminasi Riset RI-Belanda di Universitas Amsterdam
- Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH
- Datangi Rumah Penerima Manfaat, Wamensos Agus Jabo Bilang Begini
- Janji Robinsar Fajar di Debat Perdana, Beri Kesetaraan Disabilitas & Bangun Youth Center
- Wamendiktisaintek Stella Christie Sebut Biaya UKT di Indonesia Saat Ini tak Ideal