Dosen GPT

Oleh: Dahlan Iskan

Dosen GPT
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Menyesal. Ternyata dia benar-benar dia! Prof Stella Christie -wakil menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi itu. Saya pun menyalami. Saya mencoba untuk merendah. Dia lebih merendah lagi.

Anda tahu dia memang orang yang simple. Tetapi kenyataannya jauh lebih simple dari yang saya bayangkan. Simple segala-galanya. Termasuk pilihan tempat duduk di ruang tunggu kelas ekonomi ini. Di sembarangan kursi.

Dia hanya ditemani satu wanita muda yang juga sangat sederhana. Bukan seperti ajudan. Bukan seperti staf seorang wakil menteri pada umumnya.

Saya juga lama berusaha seperti itu tetapi tidak bisa. Saya tidak bisa menyendiri seperti itu. Selalu banyak orang yang datang nimbrung. Sedang Stella benar-benar seperti penumpang biasa.

Sambil berjalan menuju belalai gajah kami pun ngobrol pendek. Dia menyandang ranselnya sendiri. Terlihat ada tumbler minuman di ransel itu. Dia mandiri. Bawa barang sendiri. Bawa minuman sendiri.

Begitu masuk pintu pesawat saya lihat tinggal satu tempat duduk di kelas bisnis yang kosong. Paling depan kiri. Saya pun berpikir: oh... Di situ dia akan duduk.

Tidak! Dia terus berjalan melewati kelas bisnis itu. Ternyata dia duduk di kelas ekonomi.

"Kursi saya lebih di sana," kata saya kepada Stella sambil pamitan menuju lebih ke belakang.

Sudah begitu banyak yang saya tahu tentang Prof Stella Christie. Mulai dari caranya berpikir sampai caranya mengajar. Kian tahu kian simpati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News