DP Ringan Berakhir
DP Minimum Mulai Berlaku, Konsumsi Domestik Terancam Lesu
Minggu, 17 Juni 2012 – 09:30 WIB
Hasilnya signifikan karena setelah itu perekonomian Tiongkok sangat kuat dan ekspor melesat tinggi. "Menurut saya, di Indonesia juga tergantung domestic consumption seperti di China. Tapi kok dalam kondisi seperti ini malah terlalu banyak peraturan yang kurang bersahabat ya?" terusnya.
Johnny menilai bahwa otomotif merupakan salah satu engine growth bagi perekonomian Indonesia. Terbukti dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan sector transportasi selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir di angka sekitar 10 persen sampai 18 persen.
Dari sector transportasi, penjualan otomotif memberi kontribusi paling tinggi minimal 40 persen. Terlebih, di roda empat, khususnya, tenaga kerja yang terlibat mencapai lebih dari satu juta orang. "Saya sering bicara sama banyak ahli ekonomi. Mereka bilang, di Indonesia ini di satu sisi, BKPM, Presiden, dan jajaran pemerintah tertentu agresif mendatangkan investasi. Tapi di sisi lain, ada yang membatasi," sesalnya.
Berbeda dengan mobil, penjualan sepeda motor sudah mulai terkena imbas rencana pemberlakuan DP minimum karena banyak perusahaan leasing dan produsennya sudah memeraktekkan kenaikan DP itu sebagai bentuk inisiatif dan agar terbiasa.
JAKARTA - Down Payment (DP) alias uang muka ringan untuk pembelian kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil, sudah benar-benar berakhir. Peraturan
BERITA TERKAIT
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024