DPD Akan Tuntut Menbudpar
Kasus Perusakan Situs Majapahit
Selasa, 27 Januari 2009 – 19:08 WIB
Hal senada disampaikan Ali Warsito (DI Yogyakarta), Sudharto (Jawa Tengah), Mohammad Surya (Jawa Barat), BRA Mooryati Soedibyo (DKI Jakarta), Nani Tuloli (Gorontalo), dan Faisal Mahmud (Sulawesi Tengah) selaku Ketua PAH III DPD.
Baca Juga:
Ketentuan pidana UU 5/1992 Pasal 26 menyebutkan barangsiapa dengan sengaja merusak benda cagar budaya dan situs serta lingkungannya atau membawa, memindahkan, mengambil, mengubah bentuk dan/atau warna, memugar, atau memisahkan benda cagar budaya tanpa izin dari Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp100 juta.
Sudharto menambahkan, yang penting efek jeranya. Saya sangat mendukung, PAH III harus melaporkan Menbudpar karena telah melakukan tindak pidana. “Betapa pun tidak bisa kembali 100%, harga yang diakibatkan kerusakan tersebut sungguh luar biasa. Rehabilitasi tetap harus dikawal atau dikontrol.”
Menurutnya, perusakan situs Majapahit tidak hanya menyangkut pencitraan Indonesia melainkan kelanjutan warisan nenek moyang seperti benda cagar budaya yang keberadaannya tidak tergantikan uang yang diperoleh dari kegiatan pariwisata. “Jangan visinya sekadar mendatangkan uang (wisata).”
JAKARTA - Anggota-anggota Panitia Ad Hoc (PAH) III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyatakan akan menuntut Menteri Pariwisata dan Kebudayaan (Menbudpar)
BERITA TERKAIT
- Peradi Masih jadi Pilihan Utama Calon Advokat Untuk Ikuti PKPA
- Masjid Indonesia Pertama di Yokohama Jepang Resmi Dibangun
- KAI Properti Dukung Pelestarian Lingkungan Melalui Aksi Tanam Pohon
- Mbak Rerie: Pembangunan Kebudayaan Bukan Langkah yang Mudah, Butuh Dukungan Semua Pihak
- Saleh Ingatkan Pemerintah Waspada soal Defisit BPJS Kesehatan
- Gegara Dilarang Pakai Narkoba, RR Tega Aniaya Istri Hingga Tewas