DPD Minta JK Realistis soal Byar Pet 35 Ribu MW
jpnn.com - JAKARTA - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI tidak akan masuk ke wilayah perseteruan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, yang dipicu oleh rencana pembangunan pembangkit tenaga listrik berkapasitas 35 ribu MW.
Hal tersebut dikatakan anggota Komite II DPD RI, Djasarman Purba, dalam Dialog Kenegaraan "Byar Pet Program Listrik 35 Ribu MW", di pressroom DPR, Senayan Jakarta, Rabu (26/8).
"DPD tak akan masuk ke wilayah konflik pembangunan pembangkit tenaga listrik 35 ribu MW. DPD justru mengingatkan agar pemerintah menghitung kembali kebutuhan riil dan kondisi ekonomi sekarang dan lima tahun ke depan," kata Jasarman Purba.
Menurut senator asal Provinsi Kepulauan Riau itu, hitungan 35 ribu MW asumsi dasarnya antara lain pertumbuhan ekonomi pada angka 6 persen. "Saat ini angka pertumbuhan tersebut hanya 4,2 persen. Secara makro, turunnya angka pertumbuhan tersebut sangat signifikan," tegasnya.
Karena itu, dia mengajak pemerintah untuk realistis juga memahami keadaan. "Apa tidak mungkin 35 ribu MW itu juga ditinjau ulang oleh JK (Wapres Jusuf Kalla), sebab target itu dibuat berdasar perkiraan pertumbuhan ekonomi," sarannya.
Kalau itu dipaksakan, takutnya, proyek strategis itu gagal, sebab pembangunan pembankit listrik 10 ribu MW saja hingga kini tak selesai-selesai. "Lalu siapa nantinya akan bertanggungjawab," pungkasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI tidak akan masuk ke wilayah perseteruan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Menko Kemaritiman dan Sumber
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hadiri China Economic and Social Forum 2024, Gus Addin: Inovasi & Kolaborasi untuk Masa Depan Global
- Sudah Saatnya Gapok Guru dan Tendik Rp 7 Juta, Alasannya Masuk Akal
- Dirikan PT Abhipraya Wijaya Sampatti, Irfan: Ingin Membuka Lapangan Kerja
- Wamenkop Ferry Juliantono Maju sebagai Calon Ketua IKA Unpad
- KPK Menyita Dokumen Kasus Korupsi Bansos Presiden dari Teddy Munawar dan Steven Kusuma
- BNPT Gelar Program Sekolah Damai untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Toleran dan Antikekerasan