DPD RI: Pahami Terorisme sebagai Peperangan Bangsa
jpnn.com - JAKARTA – Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad minta peperangan terhadap terorisme jangan dipahami sebagai peperangan negara, tapi harus dilihat sebagai peperangan bangsa. Kalau dipahami sebagai perang negara, Farouk yakin akar permasalahan terorisme tidak akan pernah tersentuh dan terselesaikan.
Salah satu contoh bahwa Indonesia memahami peperangan terhadap terorisme sebagai peperangan negara, ujar Farouk, ditandai dengan keputusan pemerintah yang fokus membangun berbagai lembaga pendidikan yang represif.
“Saat saya jadi Gubernur PTIK 10 tahun lalu, saya sudah ingatkan Bappenas jangan perbanyak membangun lembaga-lembaga pendidikan khusus anti-teroris yang represif,” kata Farouk Muhammad, dalam Forum Legislasi “RUU Terorisme” di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (16/2).
Saran tersebut, menurut Farouk, sama sekali tidak dipertimbangan Bappenas sehingga aspek preventif terhadap tindakan terorisme terbaikan.
“Makanya tidak akan pernah terorisme ini disentuh sampai ke akarnya sebab negara membangun sistem perlawanan. Mestinya didekati dengan rasa berbangsa,” ujar Senator dari Nusa Tenggara Barat ini.
Karena peperangan terhadap terorisme sudah mengatasnamakan negara, Farouk mendorong agar setiap nyawa yang melayang karena tindakan aparat negara harus dipertangungjawabkan.
“Saya dorong setiap nyawa yang hilang oleh tindakan Densus 88 Polri, harus dimintai pertanggungjawabannya. Tak baik juga negara ini jadi kalau itu dibiarkan saja tanpa pertanggungjawaban publik,” pungkasnya.(fas/jpnn)
JAKARTA – Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad minta peperangan terhadap terorisme jangan dipahami sebagai peperangan negara, tapi harus dilihat
Redaktur & Reporter : Friederich
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak