DPD Usul Ketua BPK Terima Bintang Mahaputra
Senin, 18 Mei 2009 – 17:37 WIB

DPD Usul Ketua BPK Terima Bintang Mahaputra
JAKARTA - Ada-ada saja sikap Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Di satu sisi menilai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak transparan melakukan proses seleksi anggota BPK, di sisi lain memuji-muji Ketua BPK Anwar Nasution. Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita mengusulkan agar sebelum pensiun Oktober 2009, Anwar menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Ginandjar, mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (199-2004) itu telah mampu menjalankan tugasnya dengan baik selama menjadi Ketua BPK. Pendapat Ginandjar itu terasa aneh, karena pada waktu yang sama dia juga mengkritik proses seleksi anggota BPK. DPD menilai bahwa proses seleksi anggota BPK tidak transparan. Bahkan, tahapan proses seleksi dinilai menyalahi Undang-Undang No.15 Tahun 2006 tentang BPK.
Lebih lanjut, Ginandjar menyebutkan bahwa citra BPK di bawah kepemimpinan Anwar sangatlah baik. Citra baik itu, katanya, tidak lepas dari kepempimpinan pria asal Tapanuli Selatan, Sumut itu. "Harus kita akui, selama kepemimpinan Bapak Anwar Nasution, citra BPK terus mengalami perbaikan," puji Ginandjar, di hadapan Anwar yang hadir dalam acara rapat paripurna DPD di Senayan, Senin (18/5).
Baca Juga:
Lebih lanjut dikatakannya, keberhasilan BPK di bawah kepemimpinan Anwar bisa dilihat dari banyaknya hasil pemeriksaan BPK yang menjadi data awal proses pengusutan kasus korupsi di Indonesia. Sayangnya, Ginandjar tidak menyebutkan hasil pemeriksaan BPK yang mana saja yang ditindaklanjuti di proses hukum itu. Dia lagi-lagi mengatakan bahwa BPK telah berhasil sebagai salah satu lembaga negara yang mendorong terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara dan daerah.
Baca Juga:
JAKARTA - Ada-ada saja sikap Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Di satu sisi menilai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak transparan melakukan proses
BERITA TERKAIT
- Hak Buruh Sritex Terabaikan, Arief Poyuono Ingatkan Prabowo Jangan Seperti Jokowi
- 444 Ribu Lebih Tiket Kereta Api Mudik Lebaran 2025 Ludes Terjual, KAI Berpesan Begini
- Film tentang SU 1 Maret, Meninggikan Soeharto, Menghilangkan Peran Sultan HB IX
- Kasus Pembunuhan Kesya, Wakil Ketua MPR RI Terima Keluarga Korban & Tindaklanjuti ke Pimpinan TNI AL
- ASN Pemkab Karawang Masuk Kerja Lebih Siang Selama Ramadan
- Seorang Wisatawan asal Bogor Hilang Terseret Ombak di Pantai Carita