DPR Bolos, RUU TPPU Tertunda
Ada Upaya Hadang Penyerahan Data PPATK ke KPK
Kamis, 26 Agustus 2010 – 06:02 WIB
JAKARTA - Kinerja DPR benar-benar buruk. Rapat penting yang membahas penetapan RUU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) gagal dilaksanakan gara-gara para wakil rakyat membolos. Padahal, rapat tersebut inisiatif tim perumus DPR. Sementara itu, dua pejabat instansi yang diundang, Ketua PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan) Yunus Husein dan Jampidsus (Jaksa Muda Pidana Khusus) Amari, sudah hadir di DPR. Sedangkan tim perumus yang berjumlah 15 anggota dewan hanya hadir enam orang. Menurut Didi, para anggota dewan yang absen beralasan memiliki kesibukan lain. Dia merasa aneh terhadap alasan itu. Sebab, kebutuhan untuk menyelesaikan RUU TPPU sangat mendesak. "Kalau alasannya sibuk, Partai Demokrat juga sibuk," sindirnya.
Rapat tersebut sejatinya dimulai pukul 10.00. Setelah diundur satu jam, anggota DPR yang hadir tetap hanya enam. "Rapat terpaksa ditunda karena tidak memenuhi kuorum," kata Didi Irawadi Syamsudin, anggota tim perumus, usai penundaan rapat kemarin (25/8).
Enam anggota yang hadir diwakili tiga fraksi, yakni Demokrat, PDIP, dan PKB. Demokrat diwakili Didi, Harry Witjaksono, Andi Rahmat, dan Sutjipto. Sementara itu, PDIP dan PKB masing-masing diwakili Dolfie OFP dan Cecep Syaifuddin. Satu anggota PDIP lainnya, Irsal Yunus, berhalangan hadir. Fraksi yang sama sekali tidak mewakilkan anggotanya adalah Fraksi Partai Golkar, PKS, PAN, PPP, Gerindra, dan Hanura.
Baca Juga:
JAKARTA - Kinerja DPR benar-benar buruk. Rapat penting yang membahas penetapan RUU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) gagal dilaksanakan gara-gara
BERITA TERKAIT
- Pakar Prediksi Putaran Kedua Pilgub Jakarta Bakal Sengit
- Jika Pilkada Jakarta 2 Putaran, RK-Suswono Berpeluang Menang
- Pramono Mendeklarasikan Kemenangan, Tim RIDO Bilang Tak Resmi
- Anomali di Pilkada Banten, Airin Sudah Memenangkan Prabowo, Tetapi Dikerjai Parcok
- ASR-Hugua Unggul di Pilgub Sultra versi Quick Count Charta Politika
- Partisipasi Pilgub Jakarta Rendah, Arief Rosyid Ungkap Penyebab Pemilih Muda Pilih Golput