DPR Desak Perusahaan Bayar THR Buruh Tanpa Kecuali

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka mendesak seluruh perusahaan di Indonesia membayarkan tunjangan hari raya (THR) kepada para pekerja tanpa kecuali. Menurutnya, pekerja berstatus tetap maupun tidak tetap seperti kontrak ataupun outsourcing harus mendapat THR.
"Pekerja tetap maupun yang tidak tetap berhak atas THR keagamaan sesuai masa kerja, tanpa diskriminasi. Karena itu perusahaan harus segera membayarkan," kata Rieke di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (21/7).
Lebih lanjut politikus PDI Perjuangan itu menyerukan agar para pekerja rumah tangga maupun profesi pekerjaan lainnya yang patut dan layak mendapatkan THR juga terpenuhi hak-haknya. Sebab, THR keagamaan sudah diatur dalam Permenakertrans Nomor Per-04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan.
Salah satu poin dalam aturan itu menyatakan, pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja tiga bulan secara terus-menerus atau lebih. Supaya ada jaminan para pekerja/buruh mendapatkan haknya, Rieke meminta Kemenakertrans, gubernur dan bupati/wali kota serius mengawasi, menangani dan menyelesaikan permasalahan THR secara efektif dan proaktif.(fat/jpnn)
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka mendesak seluruh perusahaan di Indonesia membayarkan tunjangan hari raya (THR) kepada para
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Boni Hargens Kagumi Kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
- Beri Layanan Terbaik, ASABRI Kunjungi Penerima Pensiunan
- Tanggapi Tagar #KaburAjaDulu, Boni Hargens: Prabowo-Gibran Sangat Menghargai Kritik
- Bantah Suap Hakim, Pengacara Ronald Tannur Minta Maaf kepada Heru Hanindyo
- Prabowo & Gibran Kompak Hadir Penutupan Kongres Demokrat, Lagu Kamu Ngga Sendirian Berkumandang
- Ratusan Kader Demokrat Sambut Kehadiran Mbak Puan & Bambang Pacul di Penutupan Kongres ke VI