DPR Didesak Tolak Usulan Revisi APBN
Dianggap Hanya Siasat Pemerintah Dongkrak Popularitas
Minggu, 02 Juni 2013 – 17:46 WIB

DPR Didesak Tolak Usulan Revisi APBN
JAKARTA - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P). Menurut Sekjen Fitra Yuna Farhan, RAPBN-P yang diajukan pemerintah itu sarat kepentingan politik menjelang Pemilu 2014.
Yuna mengatakan, selama ini pemerintah berdalih kenaikan harga BBM itu untuk menyelamatkan APBN. "Faktanya, alih-alih bisa mengurangi alokasi belanja subsidi, subsidi BBM yang diajukan pemerintah dalam RAPBN-P justru membengkak sebesar Rp 16 triliun," ungkap Yuna dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Selatan, Minggu, (2/6).
Selain itu, kata Yuna, alasan pemerintah bahwa subsidi BBM menjadi penyebab membengkaknya defisit juga tidak benar. Fitra menghitung kenaikan defisit Rp 80 triliun pada RAPBN-P 2013 lebih disebabkan karena diturunkannya target penerimaan perpajakan senilai Rp 53,6 triliun. Artinya, tambahan beban subsidi BBM hanya berkontribusi 20 persen terhadap defisit, sementara penurunan perpajakan berkontribusi 66 persen terhadap defisit.
Pemerintah, kata Yuna, sengaja mengajukan APBN-P 2013 sebagai siasat untuk menyusun program-program populis dalam rangka menarik simpati rakyat jelang pemilu. Pasalnya, lanjut Yuna, belanja kompensasi BBM lebih besar hampir dua kali lipat yaitu Rp 30,1 triliun dari kenaikann subsidi senilai Rp 16,1 triliun.
JAKARTA - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan
BERITA TERKAIT
- Reklasifikasi Mitra Jadi Karyawan Bakal Jadi Bumerang Bagi Industri Mobilitas
- Tekan Peredaran Rokok Ilegal, Ini 2 Program yang Gencar Dilakukan Bea Cukai Malang
- Begini Penjelasan Bea Cukai soal Denda Pelanggaran Kepabeanan, Mohon Disimak!
- Bantu Mitra Pengemudi dan Merchant, Grab Menghadirkan Solusi Berbasis AgenticAI
- Bea Cukai Gencarkan Operasi Rokok Ilegal di Labuan Bajo dan Kediri, Ini Hasilnya
- IJMI Sebut Pekerja Sawit Indonesia Rawan Dieksploitasi