DPR Dinilai Sampaikan Informasi Sesat Atas Wacana Revisi UU KPK
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Asfinawati menyebut anggota DPR menyampaikan informasi sesat atas wacana Revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi atau RUU KPK.
Menurut Asfinawati, anggota parlemen selalu berargumen bahwa RUU KPK ialah bentuk penguatan lembaga anti-rasuah. Namun, argumen itu justru berkebalikan dengan poin yang masuk dalam RUU KPK.
"Kalau kami melihat ada sebuah penyesatan informasi yang dilakukan oleh pejabat publik, termasuk di dalamnya anggota DPR," kata Asfinawati ditemui di kantor Indonesia Corruption Watch atau ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (8/9).
Menurut Asfinawati, RUU KPK bukanlah penguatan parlemen terhadap pemberantasan korupsi. KPK justru dilemahkan atas RUU KPK tersebut.
“Jadi kira-kira kalau revisi diberlakukan, otomatis KPK akan berhenti," lanjut dia.
Asfinawati berharap Presiden Joko Widodo atau Jokowi menolak usulan RUU KPK yang datang dari DPR ini. Sebagai presiden, Jokowi masih berhak mementahkan upaya pelemahan terhadap semangat pemberantasan korupsi.
"Presiden akan dicatat di dalam sejarah dan dicatat oleh seluruh rakyat Indonesia, apakah dia mengambil tindakan untuk mendukung pemberantasan korupsi atau akan mengambil tindakan yang berada pada sisi pelemahan atau jangan-jangan berada pada sisi koruptor," timpal dia.(mg10/jpnn)
Ketua Umum YLBH Asfinawati menyebut anggota DPR menyampaikan informasi sesat atas wacana Revisi RUU KPK.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Pendaftar Capim KPK Sepi Tak Seperti 2019, Ini Penyebabnya
- Revisi UU KPK Hingga Akali Aturan MK, Jokowi Dinilai Rakus Kekuasaan
- Sampaikan Komitmen Pemberantasan Korupsi, Anies Singgung Standar Etika di KPK
- Aliansi Mahasiswa Pro Demokrasi Bergerak: Tolak Nepotisme, Lawan Politik Dinasti
- Pendukung Bakal Calon DPD RI Maksimus Ramses Diminta Jangan Percaya Informasi Sesat
- Busyro Sebut Pelemahan KPK Dilakukan Melalui Revisi UU hingga Isu Taliban