DPR Dituding Ingin Belokkan Sistem Presidensiil
Jumat, 11 Februari 2011 – 00:31 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menuding Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) secara sengaja telah menggeser sistem presidensial menuju sistem parlementer. Indikasinya, kata Arbi, dapat dilihat dari keseluruhan produk Undang-undang politik yang cenderung mengabaikan peran dan fungsi pemerintah di bidang politik. Apalagi, ujar Arbi, sejumlah parpol telah berkhianat di dalam Pemerintahan SBY karena ikut mengecam pemerintah meski berada di dalam koalisi parpol pendukung pemerintah. “Yang disalahkan presiden, tapi yang mendukungnya berkhianat, kalau dukung pemerintah jangan berteriak melawan,” katanya.
“Sistem presidensial tidak jalan, DPR yang merongrong melalui undang-undang parpol, Undang-undang Pemilu yang parlementer. Kalau semuanya bekerja dalam satu sistem maka semuanya bisa berjalan,” ujar Arbi Sanit usai menghadiri Deklarasi Dewan Penyelamat Negara (DEPAN) di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (10/2).
Selain mengkritisi produk undang-undang politik, Arbi juga menilai koalisi parpol justru telah memperlemah kinerja pemerintah. Sebab, koalisi yang di dalamnya ada Golkar dan PKS itu kerap membuat kacau pemerintahan. “Ini yang kacau. Bagaimana Presiden bikin reshuffle karena tersandera oleh Golkar dan PKS. Mereka tidak konsisten, saya bilang pengkhianat koalisi Setgab,” tegas Arbi.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menuding Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) secara sengaja telah menggeser sistem presidensial
BERITA TERKAIT
- Dukung Amir Hamzah-Hasanul Jihadi, Kaesang Dengarkan Curhat Pedagang Pajak Tavip
- Malam yang Tegang, Massa Pendukung Paslon Saling Serang
- Kampanye Akbar Ridwan Kamil-Suswono Bakal Dihadiri 20 Ribu Orang, Dimeriahkan Dewa 19
- PKS Total di Jakarta, Kampanyekan RIDO ke Seluruh Pelosok Kota
- Nurdin Halid Sebut Poltracking Mengutamakan Objektivitas & Kejujuran
- Masyarakat Bintan Dukung Ansar Ahmad Melanjutkan Keberhasilan Program Rumah Singgah