DPR Ingatkan Soal Ancaman Deindustrialisasi
Senin, 27 September 2010 – 18:01 WIB
"Kalau kondisi tersebut tidak diantisipasi dengan cermat oleh pemerintah, maka ke depan angka pengangguran akan terus meningkat, karena kurangnya barang modal yang diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja," imbuhnya.
Baca Juga:
Selain itu, Airlangga juga mengingatkan soal kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang berada di kisaran Rp 9.000 "Kurs rupiah itu mempersulit eksportir memasarkan produknya ke luar negeri," ujarnya.
Menurut dia, kurs ideal untuk menjaga stabilitas perdagangan dengan luar negeri adalah pada kisaran Rp 9.200 sampai Rp 9.500. "Kita juga harus mewaspadai nilai tukar yang kondusif bagi eksportir Indonesia. Idealnya Rp 9.200 sampai Rp 9.500, agar kita tidak kesulitan dalam mengekspor produk dalam negeri," ujarnya, sembari mengatakan rupiah yang terlalu kuat akan menyulitkan eksportir dalam negeri, dan sebaliknya jika terlalu lemah juga tak menguntungkan pertumbuhan ekonomi.
Menyikapi kondisi itu, Airlangga berharap pemerintah mendukung kalangan industri dan dunia usaha untuk meningkatkan daya saing. Apalagi selama ini, di sisi lain, pemerintah Cina memberikan dukungan penuh terhadap industrinya, khususnya yang berorientasi ekspor - tidak seperti pemerintah Indonesia.
JAKARTA - Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto, mengingatkan pemerintah akan ancaman deindustrialisasi, yang mengakibatkan rendahnya daya serap
BERITA TERKAIT
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024