DPR Inggris Tak Sudi Dengar Pidato Trump
jpnn.com - jpnn.com -Gerakan anti-Donald Trump kembali muncul di Inggris. Kali ini pencetusnya adalah John Bercow. Politikus 54 tahun tersebut adalah ketua House of Commons alias Majelis Rendah Inggris (setara DPR).
Senin (6/2) kemarin, dia dengan tegas menolak pidato Presiden Amerika Serikat itu. Dia keberatan Trump berpidato di hadapan parlemen.
Bercow menyatakan, podium Westminster Hall adalah hak ketua majelis rendah, ketua majelis tinggi (House of Lords), dan Lord Great Chamberlain (penguasa Palace of Westminster). Namun, tamu-tamu negara juga boleh berpidato di sana. Terutama tamu negara setingkat presiden atau perdana menteri (PM). Kali ini Bercow menjadikan Trump perkecualian. Alasannya, Trump tidak pernah berbicara atas nama bangsa.
’’Saya harus menyampaikan kepada para legislator yang duduk di sini. Sebelum terbitnya kebijakan imigrasi (AS), saya menentang wacana bahwa Trump akan berpidato di Westminster Hall,’’ ujar Bercow.
Setelah kebijakan Musim Ban yang dicap diskriminatif itu terbit dan memantik kontroversi di mana-mana, dia tidak punya alasan untuk tidak melarang Trump berpidato di Westminster Hall.
Rencananya, pemilik Trump Tower tersebut melawat Inggris tahun ini. Berpidato di Westminster Hall menjadi salah satu agenda utamanya. Agenda itu bakal menjadi kunjungan balasan setelah PM Theresa May mendatangi Gedung Putih pekan lalu. ’
’Sejauh yang saya tahu, parlemen Inggris menentang rasisme dan seksisme karena kita menjunjung tinggi kesetaraan di depan hukum,’’ jelasnya.
Lebih dari 150 legislator meneken petisi yang berisi imbauan kepada pemerintah untuk tidak mengizinkan Trump berpidato di parlemen saat berkunjung ke Inggris nanti. Sebelumnya, lebih dari 1,8 juta penduduk Inggris menandatangani petisi anti-Trump.
Gerakan anti-Donald Trump kembali muncul di Inggris. Kali ini pencetusnya adalah John Bercow. Politikus 54 tahun tersebut adalah ketua House of Commons
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Pemerintahan Sederhana