DPR: Jangan Semua TKI Dianggap Ilegal

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Malaysia gencar melakukan razia terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negaranya. Ratusan TKI sudah diamankan.
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengingatkan jangan sampai semua TKI dianggap ilegal.
“Jangan sampai terkesan seolah-olah hampir semua TKI kita diuber-uber,” kata Taufik di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/7).
Taufik berharap jangan sampai razia TKI ini terus dilakukan. Sebab, ini menyangkut masalah kehormatan warga negara Indonesia di sana.
“Ini kan seolah-olah TKI kita semua illegal dan terkesan diuber-uber,” ujar dia.
Taufik berharap kementerian terkait segera berkoordinasi segera menuntaskan persoalan yang menjerat anak bangsa di luar negeri itu. Memang, ia menambahkan, sejauh ini penanganan persoalan TKI sudah terintegrasi. Namun, kata dia, selama ini terkesan Indonesia masih berada di posisi yang lemah terkait persoalan TKI di luar negeri.
“Makanya saya meminta diselesaikan antara pemerintah Malaysia dan Indonesia. Kemudian, melakukan pembicaraan,” katanya.
Dia juga mengingatkan, supaya TKI yang dikirim ke Malaysia memiliki keterangan. “Jangan sampai mengirim tenaga kerja unskill,” kata politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.(boy/jpnn
Pemerintah Malaysia gencar melakukan razia terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negaranya. Ratusan TKI sudah diamankan.
Redaktur & Reporter : Boy
- Langkah Andhika Satya Pangarso Diharapkan Menginspirasi Anak Muda
- Dukung Kolaborasi Kementerian Imipas-Polri Berantas Narkoba di Lapas, Sahroni: Perlu Gebrakan!
- DPR RI dan Media Berkolaborasi Dorong UMKM di Jawa Barat, Begini Respons Desi Ratnasari
- Slamet Ariyadi DPR: Lemhanas Perlu Merevitalisasi Pembelajaran dan Pemahaman Ideologi Pancasila
- 11 Rekomendasi Penyelesaian Honorer, Pemerintah & DPR RI Perlu Mendengar
- Bappenas Minta Tambah ASN & Kantor Baru di Tengah Efisiensi Anggaran, Hillary: Apa Urgensinya?