DPR: Larangan Minol di Minimarket Berdampak ke Omzet Sevel
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubie menilai penyebab gerai 7-eleven (Sevel) gulung tikar bukan menandakan lemahnya pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Menurutnya, Sevel yang merupakan waralaba berkonsep tempat berkumpul itu tutup karena mengandalkan penjualan minuman beralkohol (minol), yang dilarang lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang Larangan Minuman Beralkohol.
"Terbitnya Permendag larangan penjualan minol di minimarket telah berdampak kepada omzet Sevel," ujarnya kepada JawaPos.com, Rabu (28/6).
Inas tidak sependapat jika tutupnya gerai Sevel karena lemahnya pertumbuhan perekonomian Indonesia. "Tapi jika dikatakan bahwa perekonomian Indonesia terdampak oleh lesunya perekonomian dunia, itu adalah benar," imbuhnya.
Sementara dia mengatakan, tidak perlu juga regulasi terkait larangan Minol dijual di minimarket kendur. Menurut Inas, strategi bisnis Sevel lah yang perlu dibenahi. "Strategi bisnis harus terukur," pungkas politikus Partai Hanura itu.
Sebagaimana diketahui, gerai 7-Eleven di Indonesia akan tutup per 30 Juni 2017. Namun sebelum tanggal tersebut pun, sejumlah gerai waralaba itu di Jakarta sudah terlihat kosong.
Sejauh ini, pemilik atau direksi perusahaan itu belum juga mengeluarkan pernyataan resmi mengapa mereka menutup gerai tersebut. (dna/jpg)
Anggota Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubie menilai penyebab gerai 7-eleven (Sevel) gulung tikar bukan menandakan lemahnya pertumbuhan perekonomian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Salah Sebut Status Taiwan, 7-Eleven Rasakan Kemarahan China
- Penutupan Seven Eleven Adalah Jalan Terbaik
- Penjualan Minuman Beralkohol Dibatasi, Sevel Tak Berdaya Lagi
- Sevel Jual Aset untuk Bayar Pesangon Eks Pegawai
- Saham Jadi Gocap, Induk Sevel Fokus Bisnis Alat Kesehatan
- Punya Pendapatan Lain, Pemegang Lisensi Sevel Enggan Delisting