DPR Minta Pemerintah Kurangi Impor Seafood dari Jepang Untuk Selamatkan Rakyat

jpnn.com, JAKARTA - Komisi VI DPR bereaksi tegas atas keputusan Jepang yang membuang limbah radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut.
Anggota Komisi VI DPR Elly Rachmat Yasin pun mendesak pemerintah mengurangi impor seafood dari Jepang. Dia menilai produk seafood Jepang yang masuk Indonesia harus diperiksa ketat.
Dia meminta agar Jepang menanggung penuh biaya pemeriksaan yang bertujuan memastikan keselamatan rakyat Indonesia.
Elly mengatakan Indonesia perlu menekan Jepang agar bertanggung jawab atas pemeriksaan keamanan pangan itu.
"Jepang selama ini menganggap rendah kualitas ekspor perikanan dari Indonesia. Disebutnya, produk perikanan kita di bawah standar sehingga mengelami kendala masuk ke Jepang. Kini kita minta Jepang bertanggung jawab atas seluruh biaya pemeriksaan produk perikanan yang diekspornya," kata anggota Fraksi PPP itu.
Dia menyebut Indonesia perlu bereaksi pada Jepang yang dianggap sudah keterlaluan.
"Saya minta Menteri Perdagangan Indonesia mengurangi impor seafood asal Jepang. Juga mendesak pemerintah memeriksa dengan cermat semua produk makanan asal Jepang, karena kecerobohan Jepang ini sungguh mengkhawatirkan," kata dia.
Anggota Komisi VI lainnya, Muhammad Hussein mengingatkan ekspor seafood salah satu sumber devisa Jepang dari Indonesia.
DPR meminta pemerintah untuk mengurangi impor seafood dari Jepang untuk menyelamatkan rakyat Indonesia.
- Krisis Pangan Global Mulai Terjadi, Bagaimana Status Indonesia?
- Mentrans Iftitah Harap Jepang Berinvestasi di Kawasan Transmigrasi
- Pimpinan Komisi VI Pastikan Investasi Danantara Bisa Diaudit
- Komisi VI Apresiasi Kementerian BUMN Efisiensi Anggaran dengan Memotong Fasilitas Pimpinan
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak
- Korut Tegaskan Senjata Nuklir untuk Keperluan Tempur, Bukan Barang Tawar-Menawar