DPR: Wajar Kemendikbud Disclaimer Terus
Senin, 15 April 2013 – 16:45 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Herli Amran memberikan kritikan keras terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurutnya, hasil audit BPK menunjukkan kementerian yang dipimpin M Nuh itu memang lemah di proyek pengadaan, baik buku maupun naskah Ujian Nasional. Selain itu, pihaknya juga menyayangkan sikap Mendikbud dan jajarannya yang kerap mengumbar keyakinan serba beres, padahal realisasinya sering molor. Ia mencontohkan sebelum kasus gagal UN serentak per 15 April 2013 yang menghabiskan Rp600 miliar, Mendikbud menyatakan pelaksanaan UN dijamin 3T. Yakni tepat waktu UN, tepat distribusi dan jumlah soal UN.
"Coba lihat lagi laporan audit BPK, proyek cetak-mencetak ini sudah kronis di Kemdikbud, wajar saja disclaimer terus. Yang jadi soal adalah, cetak-mencetaknya menghambat kegiatan seperti UN sekarang, bahkan tidak menutup kemungkinan menunda implementasi Kurikulum 2013," kata Herlini, Senin (15/4).
Baca Juga:
Dengan adanya kegagalan demi kegagalan yang dilakukan Mendikbud, Herlini menilai tidak layak jika M Nuh terus mengeluhkan tentang pemblokiran anggaran pendidikan, apalagi mengkambinghitamkan dinas-dinas yang tidak sejalan dengan targetan program dari pusat.
Baca Juga:
JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Herli Amran memberikan kritikan keras terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurutnya, hasil audit
BERITA TERKAIT
- Terobosan Kemendikdasmen di 2024: Guru ASN PPPK & PNS Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
- Lewat Kegiatan Ini, Para Mahasiswa Dibekali Wawasan Tentang Kepabeanan dan Cukai
- Mengenal Veve, Sosok Dosen yang Menginspirasi Generasi Muda
- Ribuan Siswa Sekolah Tiga Bahasa Berlaga dalam Porseni PERSTIBI II 2024
- Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Gandeng Mendagri
- Penjelasan BKN soal Ribuan Akun Honorer TMS Tereset Saat Pendaftaran PPPK Tahap 2