DPR Warning Pebisnis Penerbangan
Berkaca Musibah Sukhoi, Lebih Utamakan Keselamatan Penumpang
Senin, 14 Mei 2012 – 08:30 WIB
Kebangkitan industri pesawat komersial Rusia dimulai sejak 2000. Tujuh tahun kemudian, lahir Sukhoi Superjet 100. Pada 2008, pesawat ini melakukan uji coba terbang dan terbang perdana pada rute komersial dari Yereven ke Moskow pada 21 April 2011.
Sukhoi menggandeng Boeing asal Amerika Serikat sebagai konsultan untuk pemasaran, manajemen desain, sertifikasi, manufaktur dan program dukungan purnajual. Pesawat ini juga dilengkapi berbagai komponen buatan Prancis dan Inggris. Hasilnya, Sukhoi yang dijual dengan harga 32 juta dolar AS (setara Rp 288 miliar) ini diklaim lebih irit bahan bakar 10 persen ketimbang pesawat di kelasnya.
Sedangkan China, mulai mengembangkan industri pesawat komersial pada 1980. Melalui Xian Aircraft Company, cikal bakal produsen pesawat militer sejak 1958, mengembangkan pesawat penumpang digenjot. Xian juga mengajak Boeing sebagai konsultan dan berbagai perusahaan pesawat asal Kanada, Italia, Prancis, serta Jerman. (dms)
JAKARTA–Manisnya pasar bisnis transportasi udara di Indonesia kerap membuahkan persaingan sengit antara bos-bos maskapai penerbangan. Ditambah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pilgub Jakarta 2024, Mas Pram – Bang Doel Menang Versi Quick Count, Taki R Parapat Bersyukur
- Jan Maringa Yakin YSK-Victory Dapat Mempercepat Pemerataan Pembangunan di Sulut
- Keluarkan 5 Seruan Sikapi Ketidakadilan di Pilkada, Bu Mega Ajak Rakyat Berani
- Bu Mega Bikin Pernyataan soal Pilkada, Isinya Singgung Praktik Lancung Pengerahan Aparat Negara
- PDIP Sebut Ade-Asep Menang di Quick Count Pilbub Bekasi
- Cak Lontong Optimistis Melihat Quick Count Pram-Doel, Satu Putaran!