DPRD DKI Dukung Heru Budi Pilih RDF Dibanding Program ITF Era Anies, Alasannya Begini

RDF bisa mengolah sampah hingga 2.000 ton per hari dan hanya diperlukan subsidi Rp 54 miliar per tahun. Sementara, untuk ITF tipping feenya sekitar Rp 2 triliun per tahun.
"Untuk tipping fee ITF itu mencapai Rp 800.000 per ton dan kontraknya 30 tahun. Kemudian, ada klausul kenaikan tipping fee mulai tahun ketiga itu tujuh sampai sepuluh persen. Belum lagi residu dari ITF ini," kata dia.
Sebelumnya, Heru Budi Hartono mengatakan pihaknya tidak melanjutkan program ITF karena anggaran yang besar.
“Iya (proyek pengolahan sampah ITF tidak lanjut). Kami kan enggak sanggup ya (anggarannya),” ujar Heru di TPST Bantargebang, Bekasi, Selasa (27/6) lalu.
Menurut Heru, untuk membangun satu ITF membutuhkan investasi bisa lebih dari Rp 5 triliun.
Namun, Pemprov DKI disebut tak bisa memenuhi pembiayaan yang dinilai sangat besar tersebut.
“Pemda DKI bukan tidak mau, semua konsep itu bagus, ITF bagus RDF bagus, tetapi sekali lagi Pemda DKI tidak mampu membayar tipping fee,” kata dia.
Sebagai gantinya, mereka akan membangun dua fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Plants di Rorotan dan Pegadungan pada 2024. (mcr4/jpnn)
Jakarta Ida Mahmudah mengatakan bahwa penanganan sampah melalui Refused Derived Fuel (RDF) menjadi pilihan terbaik dan paling rasional saat ini.
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi
- Pemkot Pekanbaru Rugi Ratusan Juta dari Aktivitas Pungli & Pengelolaan Sampah Ilegal
- Wali Kota Pekanbaru Soroti Praktik Pengelolaan Sampah Tak Sesuai Aturan, Badan Usaha Besar Terlibat
- Menteri LH Akan Gugat Produsen Penyumbang Sampah Plastik
- Brando Susanto: Pangan Murah Food Station Konkret Penuhi Kebutuhan Warga Jakarta Menjelang Idulfitri 2025
- Ikuti Jejak Anies, Pramono Gratiskan Pajak Rumah dengan NJOP di Bawah Rp 2 Miliar
- Fajar Alfian Minta Maaf Atas Ucapannya kepada Simpatisan Anies