DPRD Tuding PLN Batam Coba Menakuti Masyarakat
Menurutnya, Pergub yang menaikkan tarif listrik sebesar 45 persen, belum pernah dicabut. Dan itu artinya masih berlaku. "Tapi saya melihat ini upaya mereka meredam agar masyarakat bisa menerima," katanya.
Politikus dari Hanura ini mengaku, pemadaman bergilir ini sudah banyak merugikan masyarakat. Pengusaha mikro, kecil dan menengah sudah pasti merugi.
"Kalau seperti ini terus, maka akan semakin banyak nanti pengusaha kecil yang gulung tikar. Di sini PLN harus bersikap," katanya.
Mulia Rindo, anggota komisi II DPRD lainnya berharap agar ketenagalistrikan di Batam dikelola oleh Persero atau swasta lainnya jika memang PLN selalu rugi. Di mana menurutnya, banyak perusahaan yang berminat untuk kelola listrik ini.
"Kalau memang seperti ini, kenapa terus diperjuangkan dengan membebani masyarakat. Dikelola persero saja lebih mumpuni. Jangan hanya selalu berkata rugi dan rugi," katanya.
Menurut Rindo, sebagai perusahaan pelayanan masyarakat, PLN harus bijaksana. Jangan justru membuat Batam tidak bergairah.
"Walau pun di kawasan industri pemadaman tidak berlangsung, tetapi jika sering terjadi pemadaman di pemukiman warga, tetap nama Batam akan jelek. Dan ingat ekonomi kecil akan lebih banyak yang tutup," katanya.
Dia berharap pemerintah Kota Batam dan Pemprov Kepri bisa bersikap. Tentunya sikap yang pro rakyat. "Kita berharap pemadaman ini segera terselesaikan," katanya. (ian)
PLN Batam terus mendapat kecaman dari masyarakat dan DPRD Kota Batam lantaran terjadinya pemadaman listrik secara bergilir.
Redaktur & Reporter : Budi
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Menilik Peluang Menang Para Calon Wali Kota Batam Versi Survei Indikator Politik
- Pencinta Kuliner Merapat, Hotel di Batam Ini Hadirkan Dimsum All You Can Eat
- Aliansi Mahasiswa di Batam Laporkan Amsakar Achmad ke Bareskrim Polri, Ini Masalahnya
- Polda Riau Buru Wanita Pemasok Pakaian Bekas di Batam dan Sumatra
- Gudang Barang Bekas Ilegal di Batam Digerebek, Polisi Buru Pemasok