Dr AB Susanto, Pengusaha dengan Seabrek Keahlian

Urus Penderita Diabetes sambil Beri Konsultasi Berlian

Dr AB Susanto, Pengusaha dengan Seabrek Keahlian
AB Susanto, di kantornya, Gedung BNI 46, Kota, Jakarta. Foto; Priyo Handoko / Jawa Pos
Sewaktu lulus SMA Kolese de Britto, Jogjakarta, pada 1969, Susanto memang langsung berangkat ke Jerman. Dia masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Bonn. Begitu lulus, dia melanjutkan studi ke Universitas Duesseldorf, Jerman Barat, hingga meraih gelar doktor. Dia sempat berpraktik di sejumlah rumah sakit ternama di Jerman. Tapi, pada 1978, Susanto memutuskan pulang ke tanah air. Dia lantas menjadi direktur medis di Schering AG.

"Sejak awal sekolah di Jerman, saya memang berpikir untuk pulang. Saya merasa di sini (Indonesia, Red) lebih bisa menjangkau banyak orang daripada di Jerman. Dan, yang terpenting, Jerman bukan bangsa saya sendiri," tutur Susanto.

Meski tak lama, Susanto juga pernah berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Dia banyak menangani kasus jerawat yang dipicu ketidakseimbangan hormon. "Saya kan mendalami bidang hormon dan pernah meneliti obat-obat jerawat," katanya.

Sewaktu menjadi direktur medis di Schering AG, ketertarikan Susanto terhadap dunia dan disiplin ilmu manajemen mulai tumbuh. Di usia yang memasuki kepala tiga, Susanto memutuskan untuk mengambil program S-1 ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dia juga meraih gelar master of arts (MA), American Studies, di universitas yang sama.

MESKIPUN berlatar belakang ahli hormon dan diabetes, karir A.B. Susanto sebagai konsultan manajemen lebih meroket. Tokoh yang kerap menjadi rujukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News