Dr AB Susanto, Pengusaha dengan Seabrek Keahlian
Urus Penderita Diabetes sambil Beri Konsultasi Berlian
Kamis, 17 Juni 2010 – 07:33 WIB
Sewaktu lulus SMA Kolese de Britto, Jogjakarta, pada 1969, Susanto memang langsung berangkat ke Jerman. Dia masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Bonn. Begitu lulus, dia melanjutkan studi ke Universitas Duesseldorf, Jerman Barat, hingga meraih gelar doktor. Dia sempat berpraktik di sejumlah rumah sakit ternama di Jerman. Tapi, pada 1978, Susanto memutuskan pulang ke tanah air. Dia lantas menjadi direktur medis di Schering AG.
"Sejak awal sekolah di Jerman, saya memang berpikir untuk pulang. Saya merasa di sini (Indonesia, Red) lebih bisa menjangkau banyak orang daripada di Jerman. Dan, yang terpenting, Jerman bukan bangsa saya sendiri," tutur Susanto.
Meski tak lama, Susanto juga pernah berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Dia banyak menangani kasus jerawat yang dipicu ketidakseimbangan hormon. "Saya kan mendalami bidang hormon dan pernah meneliti obat-obat jerawat," katanya.
Sewaktu menjadi direktur medis di Schering AG, ketertarikan Susanto terhadap dunia dan disiplin ilmu manajemen mulai tumbuh. Di usia yang memasuki kepala tiga, Susanto memutuskan untuk mengambil program S-1 ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dia juga meraih gelar master of arts (MA), American Studies, di universitas yang sama.
MESKIPUN berlatar belakang ahli hormon dan diabetes, karir A.B. Susanto sebagai konsultan manajemen lebih meroket. Tokoh yang kerap menjadi rujukan
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala