Dr Is Fatimah, Manfaatkan Lempung dan Kulit Manggis untuk Menangkap Sel Tenaga Surya
Ramah Lingkungan dan Murah, Dapat Bantu Para Backpacker
Minggu, 30 Oktober 2011 – 20:19 WIB

SANTAI : Dr Is Fatimah di ruang kerjanya di laboratorium Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Foto: LOreal Indonesia for Jawa Pos.
Berkat penelitian ini, Is memenangi kontes penelitian khusus perempuan muda yang bertajuk L"Oreal-UNESCO for Women In Science. Sebagai satu dari lima pemenang, Is berhak mendapatkan beasiswa penelitian Rp 70 juta. Dia menarget, penciptaan alat baru ini rampung paling lama satu tahun.
Saat merancang penelitian, perempuan yang meraih gelar doktor dari UGM itu berpikir bahwa matahari merupakan anugerah Tuhan yang penting. Sinar matahari termasuk kategori sumber energi yang sustainable (berkelanjutan).
Menurut dia, dalam sehari, rata-rata matahari menyinari di Indonesia sekitar sepuluh jam. Setiap detik pancaran sinar matahari ini, papar Is, mampu dijadikan sumber energi listrik yang masuk kategori terbarukan. Dia yakin bahwa energi yang dikeluarkan matahari ini baru habis saat kiamat nanti. "Jadi, memang harus dimanfaatkan secara maksimal," katanya.
Selama ini, menurut Is, teknologi yang digunakan untuk menangkap sel matahari relatif mahal dan kurang ramah lingkungan. Di pasaran, peralatan itu bisa dijual dengan harga hingga puluhan juta rupiah. Selain itu, bahan-bahan pembuatnya kurang ramah lingkungan. Mulai material silikon, plastik, besi, dan aluminium.
UPAYA mencari energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan terus dilakukan para ahli. Dr Is Fatimah, dosen UII Jogjakarta, memanfaatkan lempung
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu