Dr Sigit: Jangan Sampai Persoalan Ini Menjadi Lebih Parah Lagi

jpnn.com, JAKARTA - Larangan mudik dan tekanan ekonomi yang dialami para perantau berpotensi memicu tindakan kriminal baru di Ibu Kota Jakarta.
"Ini tentu menimbulkan persoalan baru, karena ini potensial untuk tindak kriminal," kata Sosiolog dari Universitas Nasional Dr Sigit Rochadi melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Selasa (29/4).
Sigit mengatakan kebijakan Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) sendiri telah meningkatkan banyak pengangguran sehingga masyarakat yang terkena dampak tidak lagi memiliki penghasilan.
Ditambah lagi, katanya, dengan larangan mudik yang mengharuskan mereka untuk tetap tinggal di Ibu Kota tanpa pemasukan yang memadai untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
Mereka yang terkena dampak wabah COVID-19, kata dia, tidak hanya memerlukan makanan, tetapi juga tempat tinggal dan sarana prasarana lainnya guna memenuhi kebutuhan layaknya manusia yang hidup secara normal.
"Nah, saat ini tidak dipenuhi oleh pemerintah. Pemerintah kesulitan untuk memenuhinya," katanya.
Situasi tersebut, katanya, tentu akan menimbulkan persoalan sosial baru yang berpotensi mendorong tindakan kriminal oleh orang-orang yang terkena dampak.
"Jadi (jika) ada kesempatan pasti mereka dapat melakukan satu kejahatan," katanya.
Menurut Dr Sigit Rochadi, potensi aksi kriminalitas di Jakarta bisa meningkat akibat larangan mudik dan PSBB di tengah pandemic virus corona COVID-19.
- Pertamina Bangun Posko Mudik Sambut Arus Balik, Salah Satunya di Pelabuhan Semayang
- Terendam Banjir, Jalintim di Muba Lumpuh Total
- Arus Balik, Grup MIND ID Kembali Sediakan 10 Titik Posko Mudik
- Pelayanan Mudik 2025 Dinilai Semakin Baik, Kepuasan Masyarakat Capai Angka Sebegini
- Arus Balik Lancar Terkendali, Dirut ASDP: Skema TBB Efektif Kurangi Antrean Kendaraan
- Menkes Imbau Pemudik Istirahat 15 Menit Tiap 4 Jam Berkendara untuk Hindari Kecelakaan