Dradjad Tegaskan Amien dan Hatta Masih Sejalan
jpnn.com - JAKARTA - Puncak perayaan ulang tahun Partai Amanat Nasional (PAN) tadi malam (23/8) menyisakan pertanyaan tentang perbedaan sikap antara Hatta Rajasa dengan Amien Rais dalam menilai kondisi perekonomian nasional terkini. Amien yang kini menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, menganggap perekonomian Indonesia ancur-ancuran, tidak berkeadilan dan menempatkan anak bangsa sendiri sebagai jongos.
Sedangkan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang juga Menko Perekonomoian, menegaskan bahwa sudah banyak kemajuan dicapai sejak reformasi. Menurutnya, ekonomi Indonesia tumbuh dan berkembang.
Apakah memang sudah ada perbedaan tajam antara Amien dan Hatta? "Sama sekali tidak ada pertentangan antara Pak Amien dan Bang Hatta dalam menilai perekonomian Indonesia," kata Wakil Ketua Umum PAN, Dradjad H Wobowo saat dihubungi, Sabtu (24/8).
Dradjad yang juga ekonom itu menyebut perekonomian Indonesia saat ini ibarat mobil dengan dua set roda yang melaju dengan kecepatan berbeda. Roda depan berlari sangat kencang, sementara roda belakang berlari lambat. "Bahkan kadang-kadang macet. Mudahnya, terdapat dualisme dalam perekonomian kita," sambungnya.
Dualisme yang dimaksud Dradjad adalah adanya kalangan masyarakat yang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan kalangan masyarakat miskin. Artinya, ada ketimpangan pendapatan yang semakin besar antar-sesama rakyat Indonesia.
Untuk masyarakat dengan pendapatan ekonomi tinggi, Dradjad mengibaratkannya sebagai roda depan sebuah mobil. "Mereka ini adalah yang mendapat rejeki dari tambang migas dan mineral, atau yang bergerak di sektor keuangan, perbankan, telekomunikasi, perdagangan terutama importir. Mereka ini ada yang mendapat perlakuan khusus dari oknum pejabat negara sehingga mendapat kuota impor, blok migas dan sebagainya," sebutnya.
Dari kelompok itu pula memunculkan ledakan kelas menengah yang terlihat dari angka konsumsi. Misalnya, sambung Dradjad, pada tahun 2000 hanya ada 3,03 juta pemilik mobil di Indonesia. Namun pada 2011, jumlahnya sudah naik 3 kali lipat menjadi sekitar 9,5 juta. "Kepemilikan motor dari angka 13,56 juta pada tahun 2000, naik lebih dari lima kali lipat menjadi 68,83 juta," sambungnya.
Sedangkan masyarakat miskin diibaratkan Dradjad sebagai roda belakang mobil. Merujuk data BPS per Maret 2013, mantan anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR itu menyebut ada 28,07 juta penduduk Indonesia yang tergolong miskin. "Jika menggunakan kriteria internasional, yaitu pendapatan USD 2 per kapita per hari, jumlah penduduk miskin diperkirakan masih 60 juta lebih," sambungnya.
JAKARTA - Puncak perayaan ulang tahun Partai Amanat Nasional (PAN) tadi malam (23/8) menyisakan pertanyaan tentang perbedaan sikap antara Hatta Rajasa
- Mendes Yandri dan Mensos Gus Ipul Teken MoU, Siap Berkolaborasi Entaskan Kemiskinan
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Masih Terima Endorsement Meski Sudah Jadi Pejabat Negara, Raffi Ahmad: Kan Enggak Ada Larangannya
- Anak Muda Indonesia Pendiri Desa Bumi Jadi Pembicara di Diskusi PBB
- Masyarakat Bersatu dalam Doa, Dukung Kepemimpinan Lucianty-Syaparuddin untuk Muba Sejahtera