Dradjad Wibowo pun Menangis
Jumat, 12 November 2010 – 21:48 WIB
Tentu saja, para pendukung pasar bebas akan mengatakan, bahwa inilah kemauan pasar. Bahwa aksi beli para investor itu tiada lain merupakan sentimen positif terhadap saham KS. Rupa-rupanya, para pelaku pasar modal asing kurang atau tidak kebagian saat masa penawaran, sehingga memburunya lagi melalui broker. Maklum, saat penawaran jumlah peminat melimpah ruah. Tak pelak, fakta ini semakin menegaskan perekonomian kita yang kapitalistik. Kepentingan dan keuntungan invidual lebih diutamakan. Sementara kepentingan dan keuntungan masyarakat, sesuai pasal 33 UUD 1945, semakin terabaikan.
Ah, Anda akan menuding saya sebagai orang yang romantic, yang merindukan barang lama yang sudah “terendam” dalam realitas liberalisasi perekonomian, termasuk di pasar modal. Terserahlah. Tapi secara konstitusional, perekonomian kita yang berasas kekeluargaan dan mementingkan kemaslahatan orang banyak, sama sekali belum diamandemen, bukan?
Saya hanya kecut. Setelah kisah Indosat, Semen Gresik, KS dan lainnya, BUMN mana lagi gerangan yang menyusul?
***