Drama 50 Jam Liga Super Eropa, Saling Lempar Batu Sembunyi Tangan
Menurut salah satu orang dalam Liga Super Eropa, skenario itu mustahil terjadi karena secara legal badan sepak bola Eropa (UEFA) tak bisa melarang pemain mana pun tampil dalam kompetisi internasional, termasuk Piala Dunia.
“Setiap upaya melarang klub atau pemain akan menjadi petunjuk pasti adanya pelanggaran terhadap hukum kompetisi Uni Eropa," kata si orang dalam itu.
Tetapi sumber lainnya, masih kepada The Guardian, menyatakan sejak awal proposal itu memiliki cacat fatal karena Bayern Muenchen dan Paris Saint-Germain yang merupakan dua finalis Liga Champions tahun lalu, menolak menandatangani liga ini.
Dua Pilar Goyah
Tetapi masalah lebih besar yang dihadapi Liga Super adalah reaksi amat bermusuhan dari penggemar sepak bola, otoritas sepak bola dan sejumlah pemerintah.
Pemerintah Inggris bahkan memimpin penentangan terhadap Liga Super Eropa yang tidak saja dengan mengundang kelompok-kelompok pendukung sepak bola agar angkat bicara tetapi juga berjanji menjegalnya lewat langkah-langkah legislatif.
Ini mengejutkan sejumlah orang yang terlibat dalam Liga Super, kata seorang sumber.
Hal yang juga membuat para inisiator Liga Super Eropa terhenyak adalah Eropa dan dunia sepak bola bersatu padu menentang proposal itu.
Drama 50 jam Liga Super Eropa mengemuka, saling lempar batu sembunyi tangan pun terungkap.
- Bawa-bawa Putin, Presiden La Liga Kecam Real Madrid, Juventus & Barcelona, Pedas
- UEFA Super Cup: Kapal Selam Kuning Keok di Tangan Chelsea
- Terobosan Baru Liverpool, Suporter Tak Lagi Sekadar Menonton
- Ancaman Bagi Juventus ini Sangat Serius
- Tegas! UEFA Ancam Madrid, Barcelona dan Juventus
- Proyek Gagal Liga Super Eropa 'Memakan Korban'