Drama 50 Jam Liga Super Eropa, Saling Lempar Batu Sembunyi Tangan

Drama 50 Jam Liga Super Eropa, Saling Lempar Batu Sembunyi Tangan
Para pendukung sepakbola berunjuk rasa menentang Liga Super Eropa di luar Stadion Stamford Bridge di London pada 20 April 2021, menjelang pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brighton and Hove Albion. (AFP/ADRIAN DENNIS)

Menurut salah satu orang dalam Liga Super Eropa, skenario itu mustahil terjadi karena secara legal badan sepak bola Eropa (UEFA) tak bisa melarang pemain mana pun tampil dalam kompetisi internasional, termasuk Piala Dunia.

“Setiap upaya melarang klub atau pemain akan menjadi petunjuk pasti adanya pelanggaran terhadap hukum kompetisi Uni Eropa," kata si orang dalam itu.

Tetapi sumber lainnya, masih kepada The Guardian, menyatakan sejak awal proposal itu memiliki cacat fatal karena Bayern Muenchen dan Paris Saint-Germain yang merupakan dua finalis Liga Champions tahun lalu, menolak menandatangani liga ini.


Dua Pilar Goyah

Tetapi masalah lebih besar yang dihadapi Liga Super adalah reaksi amat bermusuhan dari penggemar sepak bola, otoritas sepak bola dan sejumlah pemerintah.

Pemerintah Inggris bahkan memimpin penentangan terhadap Liga Super Eropa yang tidak saja dengan mengundang kelompok-kelompok pendukung sepak bola agar angkat bicara tetapi juga berjanji menjegalnya lewat langkah-langkah legislatif.

Ini mengejutkan sejumlah orang yang terlibat dalam Liga Super, kata seorang sumber.

Hal yang juga membuat para inisiator Liga Super Eropa terhenyak adalah Eropa dan dunia sepak bola bersatu padu menentang proposal itu.

Drama 50 jam Liga Super Eropa mengemuka, saling lempar batu sembunyi tangan pun terungkap.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News