Drama di Temanggung, Jateng, di Mata Keluarga Noordin di Malaysia (1)
Firasat Rusdi Hamid, Menantunya Masih Hidup
Senin, 10 Agustus 2009 – 06:51 WIB
Temboknya lusuh, atapnya jebol, dan ilalang tumbuh liar menyelimuti halaman. Papan nama yang berfungsi sebagai identitas madrasah sudah diturunkan. Yang tersisa hanya kaligrafi bertuliskan Luqmanul Hakim dan tiga kata berukuran besar yang ditulis dengan tinta warna hijau; Beriman, Berilmu, Beramal.
Ada beberapa blok di kompleks pesantren itu. Satu blok ruang kuliah dua tingkat, satu gedung asrama putri dan putra yang terpisah, dan sekitar 15 rumah yang sedianya ditempati para ustad dan keluarganya.
Rumah Rusdi terletak di samping kiri pintu gerbang, menghadap ke timur. Tepat di belakang rumah itu berdiri musala. Di belakang musala berjajar kompleks perumahan ustad yang hingga kini masih didiami sekitar 20 kepala keluarga.
Melihat kehadiran orang asing, semua pintu dan jendela rumah segera ditutup rapat. Tak satu pun penghuni bersedia ditemui. Hanya belasan anak-anak yang berani menampakkan diri. Mereka bermain di sekitar lingkungan pesantren.
Namun, ketika hendak difoto, mereka langsung lari. Bahkan, ada yang berteriak histeris. Beberapa warga yang hendak beraktivitas pun menutupi wajahnya dengan cadar. Dengan tergesa mereka masuk mobil. Penghuni pesantren tersebut, tampaknya, memang menghindari kehadiran orang asing. Buktinya, di depan pintu gerbang bergantung papan warna biru bertuliskan: Private Property, No Trespassing (milik pribadi, dilarang melintas).
Keluarga dan kerabat Noordin M. Top yang tinggal di kompleks Pesantren Luqmanul Hakim, Johor, Malaysia, sudah mendengar berita kematian buron polisi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408