Drama di Temanggung, Jateng, di Mata Keluarga Noordin di Malaysia (1)
Firasat Rusdi Hamid, Menantunya Masih Hidup
Senin, 10 Agustus 2009 – 06:51 WIB
"Beginilah kami hidup, selalu under pressure. Banyak tekanan, baik dari pemerintah maupun media," kata pria yang mengaku bernama Izzul yang ditemui di musala. Dia dengan tegas menanyakan tujuan kedatangan wartawan ke pesantren itu.
Pria 55 tahun yang menolak menyebut nama lengkapnya itu mengakui, hampir semua warga kampung pesantren tertekan atas gencarnya pemberitaan tentang Noordin. Bahkan, kata dia, tak sedikit warga luar yang menyebut bahwa kampung Sungai Tiram itu sebagai kampung teroris. "Ada juga yang bilang ini kampung JI (Jamaah Islamiyah) dan itu menyakitkan," ujarnya.?
Berkembang wacana di kalangan anggota Jamaah Islamiyah, pesantren itu memang cukup masyhur dan disegani. Pesantren itu disebut-sebut sebagai markas penggodokan diri sebelum berjihad di Afghanistan. Memang, pesantren yang letaknya sekitar 35 kilometer dari Kota Johor Bahru ke arah ke timur laut itu semula disiapkan menjadi sarana pematangan para pelajar Islam di Malaysia.
Tak sedikit lulusan Luqmanul Hakim yang mendapat rekomendasi melanjutkan sekolah ke Timur Tengah sekaligus berjihad di Afghanistan dan memperdalam ilmu persenjataan perang. Sejak ditutup pemerintah, nyaris tak ada aktivitas di Luqmanul Hakim. Pintu gerbangnya dirantai dan dikunci dengan gembok besar. Seluruh santri pun dianjurkan pulang dan segala aktivitas belajar mengajar dihentikan.
Keluarga dan kerabat Noordin M. Top yang tinggal di kompleks Pesantren Luqmanul Hakim, Johor, Malaysia, sudah mendengar berita kematian buron polisi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408