Drama di Temanggung, Jateng, di Mata Keluarga Noordin di Malaysia (2-Habis)
Sepotong Doa dari Pesantren Luqmanul Hakim
Selasa, 11 Agustus 2009 – 06:54 WIB
Menurut Izzul, salah seorang warga, setelah ditinggal Noordin, Rahmah kerap membantu ayahnya, Rusdi Hamid, berjualan di Pasar Ulu Tiram.
Untuk keperluan sehari-hari, Siti Rahmah lebih banyak mengandalkan bantuan kerabat dan tetangga sesama mantan pengajar di Luqmanul Hakim. "Kalau macam terigu, beras, gula, kami selalu bantu karena ini sudah bagai saudara tinggal di sini," terang pria berjenggot itu.
Lalu bagaimana dengan pendidikan anak-anak Noordin" Pria itu hanya tersenyum sambil menggeleng.
Meski tak terawat, sisa-sisa kejayaan lembaga pendidikan Islam itu masih tampak di kompleks pesantren tersebut. Di salah satu bilik kamar masih tertempel maklumat tentang ajaran Islam, yakni berbuat baik kepada sesama.
Namun, ada juga selebaran dalam bahasa Inggris maupun Melayu yang berisikan penindasan dan kekejian bangsa Yahudi dan Amerika Serikat terhadap muslim di Palestina. Tentu saja selebaran itu sudah koyak dan usang. Ada juga selebaran Al Aqsa yang menceritakan perjuangan mempertahankan Masjidilaqsa dari invasi Yahudi.
Simpang siur seputar kabar kematian Noordin M. Top disikapi dengan pasrah oleh keluarga Pesantren Luqmanul Hakim, Johor, Malaysia. Di pesantren itulah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408