Drama Sejarah Anas-SBY

Drama Sejarah Anas-SBY
Drama Sejarah Anas-SBY
TRAGEDI POLITIK

Jika ditilik, karir politik Anas Urbaningrum memang jempolan. Sinar kecerdasan terlihat dari kemampuannya menapaki posisi-posisi strategis dan grafiknya terus menanjak. Diawali sebagai Ketua Umum PB HMI Periode 1997-1999, Anggota Tim Revisi UU Politik (1998), Anggota Tim Seleksi Parpol Peserta pemilu 1999, Anggota KPU Periode 2001-2005, Ketua DPP Partai Demokrat, (2005), Ketua Yayasan Wakaf Paramadina (2006), Pimpinan Kolektif Nasional KAHMI (2009), Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Periode (2009-2014), Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (2010-lengser).

Tak hanya itu, Anas sejak bangku SD hingga kuliah, konon selalu tercatat sebagai lulusan terbaik. Masa depan sarjana jebolan Ilmu Politik Universitas Airlangga  tahun 1992, Magister Sains Ilmu Politik UI  tahun 2000 serta kuliah program doktor di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta makin cemerlang manakala didapuk sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang didirikan SBY.

Uniknya jabatan tersebut diraihnya lagi-lagi setelah dia berhasil menumbangkan SBY dalam munas Partai Demokrat. SBY waktu itu menjagokan Andi Mallarangeng sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Namun dengan kemahirannya berpolitik, Anas mampu mengangkangi pendiri partai berlambang mercy tersebut, kendati SBY berlimpah dana dan kekuasaan.

Pada saat Demokrat di tangan Anas, sebenarnya dunia politik nasional di ambang babak baru yang menjanjikan. Bukan cuma karena kecerdasan dan kepiawaian Anas, tetapi kepemimpinan generasi baru telah dimulai. Sebuah generasi yang terlepas dari kungkungan kejumudan politik warisan Orde Baru. Setidaknya skenario pembaruan seperti dikemukakan Cak Nur, bahwa recovery politik nasional membutuhkan setidaknya 20 tahun sejak lepas tahun 1998, nyaris terjadi di genggaman tokoh muda seperti Anas.

SUATU hari di tahun 1998, pertemuan di Jakarta Convention Center (JCC) sempat jadi berita gaduh di televisi nasional. Bukan soal demonstrasi besar-besaran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News