Dream Team di Suatu Pagi di Hari Minggu
Senin, 05 Maret 2012 – 01:31 WIB
MINGGU pagi di Kementerian BUMN. Beberapa rapat diadakan di sepanjang hari pada 26 Februari 2012 itu. Salah satu agendanya, membicarakan dibentuknya dream team di seluruh perusahaan perkebunan milik negara. Di hari Minggu seperti itu, di saat tidak ada tamu dan banyak telepon, pembicaraan bisa lebih terfokus. Dengan cara seperti itu, tim direksi BUMN bisa lebih solid. Ketidakcocokan antardireksi tidak terjadi. Konflik bisa dihindari. Pertengkaran bisa dicegah. Backing-backing-an, sponsor-sponsoran, dan jegal-jegalan bisa terhindarkan. Dari sini bisa diharapkan untuk ke depan tidak akan banyak intervensi yang harus dilayani. Karena itu, energi direksi yang dulu banyak terbuang untuk bertengkar bisa difokuskan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Seluruh calon direktur utama di 15 perusahaan perkebunan (PTPN I hingga XIV plus PT RNI) dihadirkan. Sesuai dengan komitmen pembentukan sebuah dream team (ada yang menginginkan istilah ini menjadi winning team), setiap calon direktur utama diminta mengajukan usul. Khususnya siapa saja yang mereka pilih untuk menjadi direktur mendampingi dirinya. Menteri BUMN tidak lagi menunjuk begitu saja siapa menjadi direktur apa di perusahaan mana.
Kini menteri BUMN lebih banyak mendengarkan usul dari sang calon Dirut. Proses itu sudah dimulai oleh menteri BUMN sebelum saya, Bapak Mustofa Abubakar. Sewaktu saya ditunjuk menjadi direktur utama PLN dua tahun lalu, saya diberi hak untuk memilih siapa saja yang akan menjadi direktur PLN untuk mendampingi saya.
Baca Juga: