Dream Team di Suatu Pagi di Hari Minggu
Senin, 05 Maret 2012 – 01:31 WIB
Sambil melihat nama-nama yang diusulkan untuk menjadi direksi itu sebenarnya saya sekalian ingin melihat kemampuan para calon Dirut itu dalam menyusun tim. Saya juga ingin melihat kemampuan mereka dalam memilih orang. Adakah unsur senang atau tidak senang. Adakah unsur pertemanan. Adakah unsur objektivitas.
Kemampuan memilih orang adalah salah satu kunci sukses tidaknya seorang pemimpin. Seorang pemimpin puncak, selain harus memenuhi syarat kapabilitas manajemen, harus dilihat kemampuannya dalam memilih orang. Sering kali terbukti bahwa tugas utama seorang pemimpin hanyalah bagaimana memilih orang yang tepat. Begitu berhasil memilih orang yang tepat sering kali tugas seorang pemimpin sudah selesai. Setidaknya sudah 80 persen selesai. Tapi, begitu seorang pemimpin salah memilih orang, sang pemimpin tidak terbantu sama sekali, bahkan justru terbebani.
Saya ingin rapat Minggu pagi itu sekalian untuk membiasakan memilih orang secara terbuka. Meski masih terbuka-terbatas. Minimal diketahui bukan hanya oleh saya, tapi juga oleh sesama calon direktur utama. Saya juga ingin seminimal mungkin bertanya. Bahkan, saya tidak mengajukan nama calon sama sekali.
Nama-nama calon itu sudah ada di sebuah "gudang" calon direksi BUMN. Mereka adalah orang-orang yang selama ini sudah melewati proses seleksi calon direktur BUMN. Proses itu agak panjang. Mulai rekam jejak selama menjabat di BUMN, kesehatan, asesmen oleh lembaga asesmen independen, hingga ke fit and proper test. Nama-nama itulah yang diajukan kepada para calon direktur utama untuk dipilih dan "diperebutkan".
MINGGU pagi di Kementerian BUMN. Beberapa rapat diadakan di sepanjang hari pada 26 Februari 2012 itu. Salah satu agendanya, membicarakan dibentuknya
BERITA TERKAIT