Driver Angkutan Online Gelar Aksi di Seberang Istana
”Kalau di Jakarta mungkin sudah selesai. Tapi yang bahaya di luar Jawa kalau pakai stiker,” ungkap Dwi yang sudah satu setengah tahun menjadi driver taksi online.
Dia menuturkan soal penggantian SIM A umum bagi dia sebenarnya tidak masalah. Meskipun Dwi sendiri belum mengurusnya.
”Paling bayar lagi untuk SIM A itu gopek (Rp 500 ribu),” ungkap dia. Rp 500 ribu itu dia ketahui dari teman-temanya yang telah mengurus SIM A.
Sofyan, pengemudi Grab Car, menuturkan bahwa dia juga mempersoalkan tentang stiker yang harus dipasang.
Menurut dia itu akan membatasi wilayah gerak para driver. ”Jadi tidak bisa ambil yang luar kota. Kalau ketahuan bisa kena denda. Itu yang kami takutkan,” ujar dia.
Dia menuturkan bahwa semestinya taksi online itu juga dipermudah ruang geraknya tidak terlalu dibatasi atau disamakan dengan kendaraan lain.
Soal urusan uji kir misalnya dia menyebutkan bahwa mobil Grand Livina keluaran 2017 yang baru dia beli pun harus uji kir.
”Emang mobil kita disamain sama metromini yang sudah lama. Ini kan mobil baru. Kok jadinya pemerintah mempersulit,” tambah dia. (jun/lyn/idr)
Ribuan driver angkutan online menolak implementasi Permenhub Nomor 108 akan menggelar aksi unjuk rasa di seberang Istana Merdeka.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Unjuk Rasa di Depan KPK, Massa PMII Kaltim Bawa 2 Isu Besar, Ada Soal Dana Karbon
- Pekerja Rokok Tembakau Gelar Unjuk Rasa di Depan Kantor Kemenkes
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa Anti Perang di Melbourne Berakhir Bentrok
- Gegara Demo Mahasiswa Menuntut Jokowi Lengser, Bawaslu Kota Semarang Tunda Apel Siaga
- FSGI Sebut Anak STM Punya Hak Melakukan Demonstrasi, Jangan Ditangkapi
- Reza Rahadian hingga Bintang Emon Gabung Unjuk Rasa #KawalPutusanMK di Depan DPR