Driver Angkutan Online Gelar Aksi di Seberang Istana

Driver Angkutan Online Gelar Aksi di Seberang Istana
Puluhan pengemudi taksi online melakukan demo depan kantor Pemko Batam, Senin (21/8). F. Cecep Mulyana/Batam Pos/jpg

”Kalau di Jakarta mungkin sudah selesai. Tapi yang bahaya di luar Jawa kalau pakai stiker,” ungkap Dwi yang sudah satu setengah tahun menjadi driver taksi online.

Dia menuturkan soal penggantian SIM A umum bagi dia sebenarnya tidak masalah. Meskipun Dwi sendiri belum mengurusnya.

”Paling bayar lagi untuk SIM A itu gopek (Rp 500 ribu),” ungkap dia. Rp 500 ribu itu dia ketahui dari teman-temanya yang telah mengurus SIM A.

Sofyan, pengemudi Grab Car, menuturkan bahwa dia juga mempersoalkan tentang stiker yang harus dipasang.

Menurut dia itu akan membatasi wilayah gerak para driver. ”Jadi tidak bisa ambil yang luar kota. Kalau ketahuan bisa kena denda. Itu yang kami takutkan,” ujar dia.

Dia menuturkan bahwa semestinya taksi online itu juga dipermudah ruang geraknya tidak terlalu dibatasi atau disamakan dengan kendaraan lain.

Soal urusan uji kir misalnya dia menyebutkan bahwa mobil Grand Livina keluaran 2017 yang baru dia beli pun harus uji kir.

”Emang mobil kita disamain sama metromini yang sudah lama. Ini kan mobil baru. Kok jadinya pemerintah mempersulit,” tambah dia. (jun/lyn/idr)


Ribuan driver angkutan online menolak implementasi Permenhub Nomor 108 akan menggelar aksi unjuk rasa di seberang Istana Merdeka.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News