Driver Ojek Online: Kenaikan Tarif Belum Mencukupi untuk Operasional

jpnn.com, JAKARTA - Aturan yang dterbitkan Kemenhub soal tarif dan aturan untuk ojek online (ojol) dinilai masih bolong-bolong.
Salah satunya soal pengawas independen yang belum juga ditunjuk. Selain itu tarif yang sudah ditentukan dianggap belum memenuhi keinginan driver.
Mustopa, driver ojol Jakarta, sudah mengetahui Kemenhub telah mengatur soal tarif ojol. Informasi itu dia dapat dari rekan sesama pengemudi ojek daring. Meski ada kenaikan 20 persen hingga 80 persen, dia khawatir kalau angka tersebut hanya dinikmati oleh operator. ”Yang driver terima tidak 100 persen. Ada potongan untuk operator,” katanya.
Dia tidak berharap lebih dengan kenaikan tarif tersebut. ”Saya banyak ambil Go Food saja,” ucapnya. Go Food menurutnya lebih menguntungkan dari pada Go Ride. Mustopa memang mitra Gojek.
Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia Igun Wicaksono ketika dihubungi Jawa Pos menuturkan bahwa kenaikan tarif belum mencukupi untuk operasional.
BACA JUGA: Driver Ojek Online Bisa Kantongi Rp 9 Juta per Bulan, Itu Dulu...
Dia menjelaskan, sehari-hari pengemudi ojol harus membagi pendapatan untuk biaya operasional dan pendapatan murni.
”Biaya operasional ada bensin, perawatan motor, konsumsi, dan biaya kesehatan seperti vitamin,” ucapnya.
Pemerintah telah memutuskan tarif dan aturan untuk ojek online alias ojol tapi dinilai masih bolong-bolong.
- Adian Napitulu Perjuangkan Potongan Aplikator ke Ojol Turun Jadi 10 Persen
- Gandeng Kemenhub, ASDP Kurangi Emisi Karbon 10,2 Ton Lewat RVM
- Sopir Ojol Diperiksa Bareskrim dalam Kasus Teror di Tempo, Begini Pengakuannya
- Detik-detik Pencuri Bawa Kabur Motor Ojol di Depan Polisi
- Motor Driver Ojol Dicuri di Kawasan Asrama Polri di Bandung
- Soal Ojol dapat BHR Rp 50 Ribu, Wamenaker Merespons Begini, Keras