Drone Black Eagle Buatan Anak Bangsa Diklaim Mampu Awasi Kedaulatan NKRI
Tahun ini dilakukan pengadaan 'Flight Control System (FCS)' produksi Spanyol dan diproyeksikan akan diintegrasikan pada prototype PUNA MALE pertama (PM1) yang telah di manufaktur oleh PT Dirgantara Indonesia, akhir 2019.
Proses integrasi dilaksanakan oleh engineers BPPT dan PT Dirgantara Indonesia yang telah mendapatkan pelatihan untuk mengintegrasikan dan mengoperasikan sistem kendali tersebut.
Riza menjelaskan, pada 2020 akan dibuat dua unit prototype berikutnya. Masing-masing untuk tujuan uji terbang dan kekuatan struktur di BPPT. Di tahun yang sama (2020), proses sertifikasi produk militer juga akan dimulai dan diharapkan akhir 2021 sudah mendapatkan sertifikat tipe dari Pusat Kelaikan Kementerian Pertahanan RI (IMAA).
"Integrasi sistem senjata pada prototype PUNA MALE dilakukan mulai tahun 2020 dan diproyeksikan sudah mendapat sertifikasi mendapatkan sertifikasi tipe produk militer pada 2023," terangnya.
Riza menyampaikan apresiasi Menristek/kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro atas semua upaya dan kerja keras para engineers yang terlibat dalam konsorsium PUNA MALE.
"Hari ini merupakan simbol penguasaan teknologi kunci dari salah satu teknologi kedirgantaraan. Untuk itu Menristek/KaBRIN dengan bangga menamai PUNA MALE ini dengan Elang Hitam (Black Eagle)," ucapnya.
Lebih lanjut Riza mengharapkan, inovasi-inovasi teknologi pertahanan terkini terus didukung oleh industri nasional, sehingga mampu memenuhi kebutuhan industri hankam, sekaligus mengurangi impor industri hankam. Program PUNA MALE ini terdiri dari 3 bagian besar. Yaitu, 1) Pengembangan Platform, 2) Pengembangan Flight Control System, serta 3) Pengembangan Weapon System. Untuk ini anggota konsorsium PUNA Male telah menyusun roadmap-nya.
"Hari ini akan dilakukan roll out PUNA MALE Elang Hitam sebagai simbol kebangkitan salah satu teknologi kedirgantaraan Indonesia. Dengan kemandirian ini maka PUNA MALE buatan Indonesia dapat mengisi kebutuhan squadron TNI AU, untuk membantu mengawasi wilayah NKRI melalui wahana udara, serta mendukung pembangunan industri hankam di Indonesia," pungkasnya. (esy/jpnn)
Kepala BPPT Hammam Riza, mengatakan drone jenis Medium Altitude Long Endurance bernama Black Eagle, buatan anak bangsa diklaim mampu terbang non-stop 24 jam.
- Desa e-Voting
- Cuaca Ekstrem dan Garam Mak-Mak
- Pasukan Elite Korps Marinir Bakal Diperlengkapi Alutsista Canggih
- Angin Segar dari Kepala BRIN untuk ABK Non-PNS, Alhamdulillah
- Balitbanghub Kaji Peraturan Penggunaan Sistem Pesawat Udara Tanpa Awak
- Gandeng Mitra Industri, BPPT Luncurkan 10 Produk Inovasi Kesehatan